Canva/Cinta |
Puisi Cinta - Halo sobat bloggeria kali ini kita akan membagikan beberapa puisi cinta romantis, Sedih, dan Menyayat hati karya terbaru dan terbaik dari Anak Indonesia, jadi beberapa puisi berikut ini tidak semua milik saya ya guys tapi beberapa diantaranya adalah milik sobat kita yang dishare di media sosial miliknya.
Baca juga: Apakah Kuota OMG Bisa Digunakan Untuk Internet Lokal
Seperti yang kita ketahui bersama puisi adalah sebuah syair berbentuk prosa tulisan yang diadaptasi dari beberapa ide entah itu kondisi hatinya, Keluarga, Alam dan sebagainya. Nah kali ini kita akan membagikan puisi yang bertemakan tentang Cinta (Rasa di Hti).
Sebelum itu saya ingin bertanya apakah disini ada yang lagi nyari - nyari puisi buat nyatain perasaannya kepada orang yang kita sayangi, entah itu calon istri kita, ibu, adik kita yang kita sayangi dan Cintai ? Kalo gitu kalian sudah sangat tepat berada di blog saya ini.
Baca Juga: Cara Membuat Balasan Pesan Otomatis di whatsapp
Baca Juga: Cara Membuat Balasan Pesan Otomatis di whatsapp
Karena apa ? Disini saya akan membagikan puisi bertemakan Cinta (Love) yang bisa dikatakan adalah puisi romantis dan terbaru serta pilihan dari puisi terbaik yang diciptakan oleh sobat - sobat prosa kita di Media Sosial mereka.
40 + Puisi Cinta Menyentuh Hati Terbaru
Daftar Puisi
- 1 Hujanku Penyabung Rindu
- 2 Ku Titipkan Cinta Padamu Tuhan
- 3 Puisi Berjudul Suara Hati
- 4 Puisi Berjudul Penghapus Lara
- 5 Puisi Berjudul Terlambat Sudah
- 6 Puisi Berjudul Aku
- 7 Puisi Berjudul Bisa
- 8 Puisi Berjudul Hujan
- 9 Puisi Tak Berjudul
- 10 Puisi Berjudul Cinta Sesaat
- 11 Puisi Berjudul Sendiri
- 12 Puisi Berjudul Untukmu Ainun
- 13 Puisi Berjudul Terima Kasih cinta
- 14 Puisi Berjudul Nirwan Tenggelam
- 15 Puisi Berjudul Kemarau Tertidur
- 16 Puisi Berjudul Rinnai
- 17 Puisi Berjudul Bertukar kabar
- 18 Puisi Berjudul Sebatas Angan
- 19 Puisi Berjudul Air Mata Bahagia
- 20 Puisi Berjudul Ikrar Hujan Katanya
- 21 Puisi Berjudul Lonceng Bernada
- 22 Puisi Berjudul Cahaya di Matamu
- 23 Puisi Berjudul Andai Dulu
- 24 Puisi Berjudul Rindu Tak Bersemai
- 25 Puisi Berjudul Ungkap Hati Merindu
- 26 Puisi Berjudul Padamu Kurasa Rindu
- 27 Puisi Berjudul Bahasa Jiwa
- 28 Puisi Berjudul Dibalik Semua Ini
- 29 Puisi Berjudul Kehilangan
- 30 Puisi Berjudul Tentang Dia dan Cinta
- 31 Puisi Berjudul Berseminya Sang Cinta
- 32 Puisi Berjudul Inikah Namanya Cinta
- 33 Puisi Berjudul Rindu Ini Karenamu
- 34 Puisi Berjudul Ujarnya Sang Hati
- 35 Puisi Berjudul Heningnya Sang Malam
- 36 Puisi Berjudul Rindu Sekolah
- 37 Puisi Berjudul Rindu Tak Terucap
- 38 Puisi Berjudul Diam
- 39 Puisi Berjudul Surat Cintamu
- 40 Puisi Berjudul Pendosa Cinta
Nah, sampailah kita ke tahapan inti dari artikel kali ini, berikutnya anda akan dimanjakan dengan puisi yang bertemakan cinta dengan diksi, prosa, majas tingkat tinggi yang diciptakan oleh Anak Bangsa mulai dari Anak SMP, SMA, Mahasiswa, dan Kakak Kita Yang sudah Dewasa.
1. Entah ini cerita, puisi, ataupun doa, mungkin ungkapan hati untuknya, 'Hujanku, Penyabung Rindu'
---------------------------------------
Pagi menciumku...
menyudahi bunga tidurku.
Ahh ...
mataku terpejam menyambut kecup hangatmu.
Mulai membuka mataku terpaku senyummu menyiratkan bahagia yang ku damba.
peluk aku, jangan lepas.
...............................................................
Aku sangat menyayangimu. ketahuilah duhai kasih, percayalah oh rindu.
Tak ada lagi untaian kata yang mampu mengisyaratkan betapa aku bersyukur Tuhan menghadirkanmu dalam hidupku.
Menjadi hujanku, menghapus air mata dengan rintikmu, sirnakan sendu di wajahku.
Sang penyabung rindu.
Aku benar-benar merindu, berharap jarak dan waktu secepatnya kehilangan cara untuk menjauhkanmu dariku.
Sungguh, sedalam relung hati mengucap syukur kembali, Tuhan mengizinkan hatimu memberiku cinta, atas izin-Mu, aku bahagia karenanya.
.........................................................
Di setiap lantunan bait bait doa ku panjatkan,
Biarkan aku bersamanya, menjaga amanah darinya, menjaga hatiku untuk nya.
Izinkanlah kami saling mengasihi karena-Mu.
Jauhkan kami dari dusta, Agar cinta kami senantiasa saling terjaga sampai Kau mengizinkan kami bersatu dalam ikatan kasih yang kau ridhoi.
*_Amin ..._*
Maulana. Ib
Pasuruan, 21 September 2019
2. Ku Titipkan Cinta Padamu Tuhan
Aku mengucapkan cinta kepada awan
Ia memberiku hujan dan kegelapan
Aku mengucapkan cinta kepada angin
Angin menghampiri
Bersama badai rindu tak berkesudahan
Aku mengucapkan cinta pada langit
Ia menggelegar, menyambarku dg aroma kematian
Aku mengucapkan cinta pada bumi
Ia terbelah menelanku dalam keasingan yg asri
Aku menyatakan cinta pada laut
Ia surut
Aku menyatakan cinta kepada hutan
Ia berguguran
Aku menyatakan cinta pada kekasih
Ia malah berbalik menyakiti
Akhirnya aku titipkan cintaku kepada tuhan
Dan tak akan pernah Hilang
Surabaya, 18 September 2019.
#Zifarna El Firdausi
3. Puisi Berjudul Sura Hati
Suara_Hati
Masih ku ingat kala itu
Ada cerita antara kau dan aku
Yang selalu bersama
Tanpa terhalang jarak dan waktu
Semua gundah gulana yang tertera
Selalu ku curahkan padamu
Seluruh kebahagiaan yang tercipta
Selalu ku bagi denganmu
Manisnya cerita bahagia
Tak terasa oleh indera
Sedihnya cerita luka
Terobati dengan hadirmu
Aneh memang,
Saat ku bagi cerita tentang dia
Kau ikut bahagia
Tapi, saat kau bagi cerita tentang dirinya
Aku terluka
Aku tak menyangka akan ada rasa antara kita
Ya, lebih tepatnya hanya rasa ku saja
Terkadang aku lelah
Lelah berpura-pura bahagia
Berpura-pura mendukungmu dengannya
Terus tertawa saat kau bercerita
Padahal hatiku sakit tak terperi
Sungguh, andai saja kau tahu
Ada luka yang tersembunyi dilubuk hati ku
Tapi, mungkin aku harus tahu diri
Aku hanya sahabatmu
Dan akan terus begitu
Biarlah cukup aku yang tahu
Tentang rasa ku yang tak menentu
Maafkan kalau jelek🙏🏻
Suasana hati sedang tidak mendukun
4. Puisi Berjudul Penghapus Lara
Penghapus lara
By. Kak_Naa
13 September 2019
Sarayu alam menyapa atma
Lemayun senja,mempesona
Sore itu daksa menyendiri, lara
Menikmati indahnya lentera jingga
Semakin lama anila berhembus kencang
Dinginnya menikam pori yang menegang
Dan saat itu hujan datang kesekian kalinya
Riyuh rintik namun menenangkan sukma
Aroma petrikor menyeruak kepermukaan
Ambunya menusuk indera penciuman
Awan kelabu datang bergerombolan
Menyembunyikan pesona senja yang menawan
Bukan senja yang sedang kudamba
Ini tentang hujan yang menyapa
Penjaga rahasia kala atma mala
Bersembunyi dibalik gemuruh hujan terka
Ketika bibir sudah tak mampu berkata
Perasaan tak mampu dikata nyata
Namun hujan sore itu mengerti atma
Menjadi satu-satunya penghapus lara
5. Puisi Berjudul Terlambat Sudah
Terlambat sudah
Oleh: Dini Harisanti
Sumatera Barat 14 September 2019
Jika boleh aku bicara
Ingin rasanya ku bercerita
Tentang rasa yang telah ada
Didalam atma yang menggelora
Tentang cinta yang telah lama
Tersimpan rapi dilubuk hati
Namun, nestapa pula penghalangnya
Merusak rencana dan suasana
Pengungkapan pun jadi tertunda
Hingga hirap para nestapa
Kembali suci diawal masa
Saat hati akan berkata
Harapan hilang terlempar aksa
Bagai wajah tanpa mata
Semua gelap tiada tara
Sungguh menderita
Nasib hati tak tereka
Terlambat sudah pengakuan jiwa
6. Puisi Berjudul Aku
Aku
Penulis Misteri
Sejenak aku melamun di sisa fajar..
Di mana mentari mulai datang menebarkan cahaya kehidupan..
Tak sadar..
Air mata mulai bercucuran..
Ternyata menangis di pagi hari membuatku lebih buruk..
Tuhan..
Mengapa lamunanku tertuju pada satu nama..
Aku lelah..
Biarkan aku beristirahat..
Biarkan aku melupakannya..
7. Puisi Berjudul Bisa
Bisa
By Ibnu Black
Tangerang,14-09-2019
Malam ini sendu
Tanpa ada canda merasukku
Diam menelisik diri
Menyanggupi hal yang tak berkonotasi
Pelipur lara tanpa cinta
Menggenggam jemari dengan bisa
Rerumputan bernyanyi
Berdengdang ranting melakoni
Sisa diri penuh emosi
Bergelantung indah menipu diri
Waktu menegurku
Menyapa tanpa riak membisu
Lelah menipu diri
Tersenyum bahagia namun mengunci diri
Aku bintang
Dalam gemerlap nan jalang
Aku rembulan
Menata indah dengan kesendirian
8. Puisi Berjudul Hujan
Hujan
By. Wulin
Malam ini berkah itu datang
Seraya berkata ada yang kangen
Aku bertanya pada titisan hujan
Mereka hanya diam tak menghiraukan
Padahal ingin rasanya berbicara dengannya
Ia hanya diam tak bisa menjawab ya sudahlah
Toh aku tak memaksa
Hanya saja tolong sampaikan padanya
Bahwa kawan bicaramu sedang rindu
Hanya sebatas rindu yang terkujung temu
Sebenarnya kenangan itu bersama senja
Tapi apalah daya jika rindu datang kita bisa apa ?
Entah senja ataupun hujan
Yang datang hanyalah rindu
Sebab saat jingga berlalu
Hujan turun dan menenangkan
Aku yang telah bersahabat dengannya
Buat kedatangan mereka
Hadirkan tamu yang kusebut ia rindu
Tamu yang kusebut ia rindu
Rasa yang kian penuh buatku
Hanya bisa berkata
Pertemukanlah Ya Allah .....
9. Puisi Tanpa Judul
Tanpa Judul
Oleh: Maulana. I (Penulis Cerdas)
Kini
Hilang sudah segalanya
Bahu tempat ku bersandar
Tangan yang selalu ku genggam
Dan hati yang selalu ku pertahankan
Hanya karena sebuah keegoisan
Mengikuti emosi sesaat
Tak dapat ku temukan lagi
Sebuah hati yang telah hirap
Tak dapat ku sambung lagi
Sebuah hubungan yang telah hancur, luluh lantah tak beraturan
Apakah boleh ku tanam secercah harapan?
Berharap kau kembali datang
Atau memang harus ku lupakan
Kenangan indah terhalang nestapa
Sungguh, jika waktu dapat diulang
Tak kan mungkin ku lepaskan
Dirimu yang ku sayang
Akan ku dekap semua kenangan
Tak ku biarkan pergi menghilang
Pasuruan, 19 September 2019
10. Puisi Berjudul Cinta Sesaat
CINTA SESAAT
Oleh:Dini Harisanti
Sumatera Barat 14 Agustus 2019
Bahagia memang awalnya
Seperti tak akan pernah ada luka
Tertawa memang kala itu
Seolah-olah tak akan berujung pilu
Surga memang disanubari
Seakan neraka tak sedang mengintai
Awal bahagia berubah luka
Tawa tak tertahan disulap perlahan
Surga antara kita menjelma neraka
Hancur berkeping-keping oleh cenayang
Hilang sudah segala anugerah
Lembut tuturmu berubah menyisakan pilu
Kau jadikan aku pelampiasan kekosongan mu
Kau berikan pengharapan tanpa perasaan
Lalu kau tinggalkan saat kau merasa bosan
Kau lukai lalu pergi
Kau tanam benih cinta lalu kau hancurkan begitu saja
Kau pikir aku ini apa?
Penghibur dikala gugur?
Penyemangat saat kau tersengat?
Atau hanya sekerat cinta sesaat?
11. Puisi Berjudul Sendiri
Sendiri
By. Siti Nurjanah
(Jakarta 13 September 2019)
(Jakarta 13 September 2019)
Sendiri,
Menapaki sisa hari ini
Menghitung waktu dalam sepi
Menghibur diri dalam lamunan tanpa arti
Mengapa malam ini selalu kelabu
Saat kau tiada hardir menemaniku
Sebarapa berartikah aku di hatimu
Hingga tak sudi kau datangkan kehadiranmu
Wahai kegelapan malam,
Dengarlah, ada manusia yang kurindukan
Tanpanya aku kesepian
Tanpanya rembulan cerah seakan kelabu
Tanpanya bintang laksana batu hitam yang redup
Wahai malam,
Mintakan kepada TUhan
Agar aku tertidur dalam keterlelapan
Agar sepi ini kubawa dalam alam impian
Agar tiada sempat ku teteskan air mata.
12. Puisi Berjudul Untukmu Ainun
UNTUKMU AINUN
Sudah Lama Engkau Menungguku, Ainun?
Pelukanmu Masih Sama
Seperti Saat Pertama
Maaf Jika Ini Jadi Sedikit Lama
Tetapi, Aku Sudah Bilang Tuhan
Orang Pertama Yang Akan Kutemui adalah Dirimu
Ainun Cinta Memang Tak Mengenal Batas
Hingga Semesta Juga Tak Bisa Beralas
Aku Tak Perlu Sosok Sempurna
Cukuplah Engkau Ainun, Sosok Perempuan Yang Membuatku Bahagia
Mari Ainun Kita Bangun Cinta Yang Nyata
Jangan Risau Soal Negara
Aku Sudah Menitipkannya Kepada Anak - Anak Bangsa
Dimana Dari Sini, Kita bisa Memandangnya Dari Surga
Trusted To BJ Habibie dan AinunBest anda Peace
13. Puisi Berjudul Terima Kasih cinta
Terima Kasih Cinta
Saat Aku Sendiri ....Aku di Selimuti Rasa Sepi
Aku Berfikir Apa yang Kita Jalani Dulu
Ku Rindu Sifatmu yang Dulu
Bukan Yang Sekarang
Namun ....
Semua itu Mustahil Bagiku
Karna Kau Bukan Belahan Jiwaku Lagi
Terimakasih ......
Karna kau Pernah Hadir dengan Senyuman Indah Kepadaku
Meski hanya Sebatas Waktu
Namun Aku Sangat Berterima Kasih
Dengan Caramu Yang Sangat Sempurna Menyakitiku
Aku hanya Bisa Berdoa di Setiap Sujudku
Meski Kamu Tak Lagi di Sampingku
Terima Kasih .....
Karna Kau Telah Berhasil Menyakitiku
14. Puisi Berjudul Nirwan Tenggelam
NIRWANA TENGGELAM
Resah Pagi Mengetuk KeracunanMemaksa Tanya yang Pekat Berkarat
Sampaikah Nyata dititik Pertemuan
Atau Tersinggah di titik Pertemuan
Pecahnya Pemilik Sepatu tak Menoleh Sautan
Kasarnya Penggenggam kapal tak Memukul Suara
Lusuhnya Laut Pilu Tak Hendak Mendongak
Meskipun Seragam itu Selalu Berpulang Kumal
Tanya sore itu semakin Mencuat
Menggesekan Geraham Menahan Ledakan
Mengapa Sang Tuan Tak Menyugugkan Jawaban
Meski Berperan Sebagai Majikan
Rupanya Malu Tak Terbungkus
Meninggalkan Suara Menjabarkan Mimpi
Kisah Pameran Utama di Tempat Hujan
Yang Terbangun Sebelum Persimpangan
Malam Itu Tak dihampiri Bintang
Hanya sedu Angin yang Berbisik Pelan
Menitipkan Pesan dalam Sebuah Kesan
Menuju Tangin Nirwana Tenggelam
15. Puisi Berjudul Kemarau Tertidur
KEMARAU TERTIDUR
Dedaunan Pagi Tak Mampu TersenyumBerselimutkan Embun yang Sedikit Kesat
Air dipangkuannya tak Menyuguhi Tanah
Disingkap Tanah dibakar Air
Daun itu kembali Murung
Ketakutannya Telah Nampak Nyata
Sisa Makanan dirumahnya Telah dikuras
Suka Tak Suka ia Tinggalkan Majikan
Sementara Tanah Mulai Kehausan
Lukanya Nampak Bercelah dibagian Luar
Mungkin ia diserang Dehidrasi
Atau lama Tak disangka Hujan
Entah Angin atau Keliru
Ia Tak Datang dijam Keberangkatan
Entah awan Bosan Terasin
Atau Sang Angin Lupa Menjemput
Sementara Langit Berkilau Senyum
Mengecoh Manusia yang dibuai Senja
Sementara kita Terlelap Lamunan
Menunggu Usia Kemarau Tertidur
16. Puisi Berjudul Rinnai
RINNNAI
Rinai ....Sudah Bersih Satu Nama Meminta Pergi
Sudah Ikhlas Seribu Janji Tlah dilupakan
Sudah Sampai Kenangan Pada Historinya
Tapi ......
Sudahkah Hati Bersabar untuk Menjalaninya
Tinggal Satu lagi Yang Harus dikorbankan
Perasaan Pada Waktu ....
Atas Dasar yang Sudah Tidak Menentu
Atas Rasa yang Seharusnya Bertabu
Diam, Bisu, Tak Beranjak Untuk Bersua
Tetaplah Sukma Menetap
Menghisap dan Memuntahkan renjana pada Hujan
Menegaskan akan tetap Bersandar Meski Penglabuhan kian Berpendar
Tegas dalam Satu Nama
Janji Pada Satu Rasa
Meski Waktu adalah Pembunuh
17. Puisi Berjudul Bertukar kabar
Bertukar Kabar
By. Kei
Kita Telah Menjadi Sepasang Rahasia dari Puisi SepiBertukar Kabar
By. KeiBerbicara hanya dalam Keheningan
Menyempurna Deras Rasa Yang Telah Mengisi Kita
Lewat Pesan Indah di Pucuk Sang Ilalang
Seraya Mengemis Cinta dalam Tarung Paling Nyeri
Untukmu yang tersembunyi yang tersirat didalam Diksi - Diksiku
Kau Yang Tak Pernah Melihatku
Namun Engkau Bertahta di Mataku
Kau Yang Rebah ditiap Debaranku
Membuatku Tidak Pernah Baik - Baik Saja
Pagi Ini, Angin Bertiup Ke Arah Laut
Mega pun Masih Kemerahan
Ketika Selembar Daun jatuh di Ujung Kaki
Ternyata ada gurat namamu disana
Ahhh, Panggilan Sejati
Terkhusus dikirim darimu, Dari Surga
18. Puisi Berjudul Sebatas Angan
SEBATAS ANGAN
Terbuang Sebuah Angan MisteriYang Selama Ini Menghantui Hati
Senantiasa Berlabuh diujung Kasih
Menciptakan Beribu Harapan Fasih
Untukmu, Sosok yang selalu Teringat disetiap Langkah
Ku ingin Kau Memeberiku Sedikit Keadilan
Jangan Muncul Sebatas Angan Saja
Memunculkan Bayang Lalu Lenyap
Ini Tak Adil ...
Saat Sadarku Mulai Terlahap Angin
Engkau Datang Membawa Senyum
Dengan Sebuah Lirik Menjulur Ke Hati
Lalu Pergi Tak Berbekas
Siapakah Dirimu Yang Selalu Muncul dalam Mimpiku
Kuingin Ketika Dirimu Tiba
Ditengah Lelapnya Tidurku
Kau Tetap Disampingku
Sambil Membuahi Pertemuan
Dengan Sebuah Celoteh Tak Berujung
Ini Bukan Tentang Cinta
Bukan Pula Percintaan
Tapi Sebuah Genangan Kasih Sayang
Yang Telah Lama Mengakar Dalam Raga
19. Puisi Berjudul Air Mata Bahagia
AIR MATA BAHAGIA
Lelah Kurangkul Kini Mulai BersemayamTak Bisa Kuucap dengan Lisan Pelan Mengunyam
Sekujur Tubuhpun Tersapa Oleh Remuk Redam
Dan ... Inilah Juang Asa Yang Kau Gali dalam Bilik Cinta Yang Terpendam
Banyak Bayang Impian Yang Terpudar Oleh Sang Waktu
Namun Diri Hanya Bersandar Pada Tingginya Kalbu
Setap Cita - Cita Yang Kutapakan Dalam Goresan Penaku
Kan Kutetesi Dalam Segumpal Air Mata Bahagiaku
Penat Yang Kurasa Kini Tak Terasa
Lembaran Asa Hidup Kini Kuisi Dengan Sebuah Cerita Saja
Dari Sebuah Langkah Kecil yang Akan Membahana
Dan Yakinku Kau Datangi Air Mata Bahagia
20. Puisi Berjudul Ikrar Hujan Katanya
IKRAR HUJAN KATANYA
Ketika Sang Fajar Menyingsing
Bias Embun Mengayun di Tepi JendelaJua Tenggeri Dedaunan Yang Menguning
Namun Hujan Enggan Terjun Ke Bantala
Daksa Tanah Bercak Meretak
Sekumpulan Debu Berarak
Tersapu Antari dengan Kasar
Payoba Kalebu Tak Peduli Pengantar
Hujan Pernah Berikrar
Terjun Kala Lazuardi Mengglegar
Bernilai Hapuskan Jejak - Jejak Kerinduan
Hembuskan Rintik - Rintik Kenangan
Hujan Pernah Hijrah Pada Dirgantara
Antarlina Pada Masanya
Menanamkan Benih Asmaraloka
Hingga Beranak Pinak Bunga Cinta
Arumi Nan Elok Serbaki Semesta
21. Puisi Berjudul Lonceng Bernada
Lonceng Bernada
Teng Teng Teng ...Tiga Kali Lonceng Berbunyi
Pertanda Dimulai Nya Jam Pelajaran
Menunggu Dibangku Dengan Bosannya
Kondisi Itu Berubah Ketika Ia Datang
Dengan Membawa Tas Ping
Bak Mendekati Bangku Kedua Disamping Bangku Yang Ku Duduki
Diam Diam Ku Melihatnya Dengan Penuh Rasa
Entah Ini Cinta ataukah Apa
Ku Beranikan Diri Tuk Menyapanya
Dengan Malu - Malu Salah Tingkah Ku Jadinya
Senyumannya Membuatku Rindu Akan Wajahnya
Tahi Lalat di Bawah Bibirnya
Membuatku Teringat Akan Istimewanya Wajahnya
Gemas Ku Jadinya
Akankah Aku Berjodoh Dengannya
Malam Hari Datang Bersama Awan Hitam
Turunnya Hujan Membuatku Ingin Menutup Mata
Bak Memimpikan Masa Depan Ku Dengan Nya
Ingin Rasanya Ku Tuliskan Surat Cinta Untuknya
Berharap Tuhan Kan Mewujudkannya
22. Puisi Berjudul Cahaya di Matamu
CAHAYA DI MATAMU
Ku Awali Puisi ini dengan Sajak Lirih Bergelora
Petikan Senar Gitar Mengiringiku Membuatku Mengingat Masa Lalu itu
Hari Ini Ku Pegang Sebuah Kertas Kosong
Dengan Pena Merah Merona Sebagai Alat Tulisku
Malam itu Begitu Dingin ku Rasa
Bersama Bulan dan Bintang ku Berada
Hingga Ku Lihat sesosok Wanita Berhijab
Di Depan Masjid Nan Megah
Ku Lihat Dia Dengan Tatapan Sempurna
Bak Mengingat Bahwa Dia Adalah Wanita Yang Sama
Wanita Yang Pernah Ku Temui di Bangku SMA
Wanita Yang Selalu Ada Di Saat Ku sedang Gundah
Wanita Yang Pernah Ku Khianati di Saat Terbawa Nafsu Semata
Panggilan Tuhan Pun Menggema di Telinga
Ku Sempatkan Waktu Untuk Berjamaah
Berharap Tuk Bisa Berbincang dengannya
Meski Mungkin Hanya Sekedar Menyapa
Ku Paksakan Langkah Kaki Ini Tuk Kesana
Dengan Hati Gundah Ku Tak Sadar
Ia Pun Berlari Menghampiriku
kedua Tangannya Mendorongku Begitu Kuatnya
Hingga Ku Lihat Mobil Melintas Entah Dari Mana
Melukainya Hingga begitu Parah
Ku Hampiri Dia Bak Berteriak Dengan Kerasnya
Ku Lihat Darah Bercucuran di Keningnya
Hingga ku Sadar Dia melihatku Dengan Mata Indahnya
Mata Yang dulu Ku Acuhkan Untuk Orang Yang Tak Setia
Hingga Ku Sadar Inilah Cinta Yang Sempurna
Mata Bercahaya Bak Menunjukkan Cinta Yang Sebenarnya
Hingga Terlambat Ku Sadari
Tuhan Lebih Menyayanginya
Hingga Dia Ambil Ketika Ku Ingin Membahagiakannya
Hanya Penyesalan yang Tersimpan di Dada
Ingin Rasanya Ku Menjemputnya Dari Alam Baka
23. Puisi Berjudul Andai Dulu
ANDAI DULU
Andai Dulu Aku Tak Mencintaimu
Mungkin Aku Tak Merasa Seperti Ini
Andai Dulu Aku Tak Menyayangimu
Mungkin Aku Tak Akan Terluka Seperti ini
Seandainya Dulu Aku Tak Pernah Merindukanmu
Mungkin Aku Tak Kan Tahu Makna Sepi di Hati Ini
Andaikan Dulu Aku Tak Mengenalmu
Mungkin Aku Tak Kan Merasa Sesakit Ini
Mungkin Kita Ditakdirkan Untuk Saling Mengenal
Tapi Tidak Untuk Saling Mencintai
Mungkin Kita Dimaksudkan Untuk Saling Memahami
Tapi Tiada Untuk Saling Memiliki
Kini Ku Biarkan
Hadirmu Berlalu Dengan Bayangan Luka Yang Telah Meracuni Ku
Dan Berharap, Ku Temukan Bahagia Sebagai Pengganti Luka Bersamamu
24. Puisi Berjudul Rindu Tak Bersemai
RINDU TAK BERSEMAI
Malam Ini Adalah ....
Malam Dimana Bayu Bersenandung Pilu
Mengguyur Ku Dengan Rasa Bersalah
Rasa Sesal Akan Ucapan Yang Tak Semestinya
Bila Mengenang Akan Malam Ini
Hatipun Gelisah Tak Menentu
Hanyalah Rasa Bersalah Tersimpan di Benakku
Entah Ada Apa Dengan Ku Yang Dulu
Ingin Ku Puisikan Lirik Kerinduan Ini
Hingga Pada Masanya Majas Tak Berkutip Lagi
Buku Tak Bersampul Lagi
Rindu Tak Bersemai Lagi
Ku Tuliskan Catatan ini
Dalam Sebuah Diary 90"an
Tentang Sebuah Kerinduan Hati
25. Puisi Berjudul Ungkap Hati Merindu
UNGKAP HATI MERINDU
Hari Demi Hari Ku Lewati
Menggapai Mimpi Untuk Terakhir Kali
Lembar Demi Lembar Ku Buka Kembali
Mengingat Akan Dia Yang Tak Pernah Kembali
Kini Cinta Tlah Merindu Sang Pujaan Hati
Melukiskan Semua Kenangan Yang Dulu Pernah Di Lewati
Memandang Kertas Berlukis Puisi
Menceritakan Apa Yang Ada Di Hati
Ingin Rasanya Ku Berlari Menggapai Mimpi
Melepaskan Semua Dahaga Yang Tersimpan Di Hati
Menatap Indahnya Dunia Tanpamu Lagi
Namun Rindu Ini Slalu Menghalangi Diri
Kata Orang Rindu Itu Siang Hari
Siang Yang Akan Berubah Menjadi Malam Pada Waktunya Nanti
Kata Orang Rindu Itu Hanya Berlabu Bertamu
Lalu Mengapa Begitu Lama Menetap di Hati
Ku Tuliskan Ungakapan Hati Ini
Dengan Sebuah Tinta Merah Berderah
Berharap Kau Kan Kembali
Pada Waktunya Nanti
Pada Waktunya Nanti
BY @ PENULIS CERDAS 2019
26. Puisi Berjudul Padamu Kurasa Rindu
PADAMU KURASA RINDU
Angin Soray Menyapa Memberi Tahu, Esok Tlah Tiba
Diantara Sekat Hati Kurasa Dingin Menerpa
Embun Berjalan Beriringan Dengan Orang Orang Sawah
Ingin Rasanya Ku Mengikuti Alunan Alam di Pagi Hari
Namun, Ketika Ku Melihat Sebuah Foto Yang Kusimpan di Hatiku
Rasa Ini Mulai Terasa Terpenjara di Dalam Jiwa
Rindu Ini Mengingatkan Ku dengan Rasa Yang Pernah Ada
Dalam Ingatan Cinta Penuh Damba
Namun ....
Masih Kulekat Usaha Tuk Slalu Bahagia di Hati
Meski Terkadang Terasa Sunyi Sepi Menerpa Diri
Hati Ini Sudah Tak Sekuat Dulu Lagi
Ketika Rindu Hati Tak Bersahut Lagi
Ketika Rindu Ini Tak Berirama Lagi
Ketika Itu Ku Berharap Pada Sang Pencipta Hati
Harapan Tuk Bisa Bertemu Bersama lagi
27. Puisi Berjudul Bahasa Jiwa
BAHASA JIWA
Satu Masa ....
Ku Pernah Merasa Benar Benar Mengagumimu
Hingga ....
Rasa Ini Menguasai Jiwa & Ragaku
Suatu Masa ....
Ku Pernah Merasa Benar Benar Tlah Kehilanganmu
Hingga Kini ....
Aku Yang Begitu Teguh Tiba Tiba Tergoyah Tergores Oleh Luka Yang Begitu Dalam
Mungkinkah Ini Cinta
Atau Hanyalah Rasa Suka Biasa
Bisakah Ku Sebut Ini Cinta
Cinta Yang Membuatku Kehilangan Akal dan Pikiran
Ahh Benar Saja ....
Tika Waktu Terasa Begitu Begitu Lama Ku Lalui
Tika Sunyi Terasa Begitu Takut Ku Sendiri
Dan Tika Hari Mulai Terasa Hingga Enggan Ku Lalui
Ku Coba Memberi Isyarat ...
Di Pelabuhan Senja Yang Tak Lagi Merona
Berharap Melihat Catatan Yang Ku Ukir Disana
Berharap Ada Setiap Harapan dalam Doa
Hingga Kini Ku Merasa ....
Hati Ini Tlah Tiada Dengan Luka Yang Ada
Walau Hanya Kata Membisikkan Jiwa
Dalam Syair Puisi Bahasa Jiwa
28. Puisi Berjudul Dibalik Semua Ini
DIBALIK SEMUA INI
Dibalik Rindu Ini Terukir Namamu
Dibalik Kesendirian Ini Ada Kamu Di Sisiku
Dibalik Mimpi Ini Ada Bayanganmu
Yang selalu Menemaniku
Kamu Adalah Simbol Duniaku
Kamu adalah Langkah Kakiku
Menggenggam Tangan Saat Tak Ada Lagi Yang Memperhatikan ku
Memberi ku Kesempatan Untuk Bisa Merasakan Indahnya Cinta
Ku Kan Pergi Bersama Cintamu
Ku Kan Melangkah Bersama Kasihmu
Ku Kan Terbang Bersama Kerinduanmu
Karna Hanya Kau Dibalik Semua Ini
29. Puisi Berjudul Kehilangan
KEHILANGAN
Ku Pikir Kehilanganmu adalah Anugerah
Hidupku Kian Damai Tanpa Mu
Oh ... Ternyata .....
Salah Ku Artikan Ini
Jiwa Ini Tersayat Pilu Menangis Sedu
Hanya Syair Cinta Yang Ku Samai dj Hati Ini
Kini Bermetamorfosis Menjadi Kenangan
Layaknya Ulat Menjadi Kupu
Ku Ratap .... Ku Termenung ....
Hati Laras Ini Tergores Air Mata
Dia Yang Kuabaikan Kini Tlah Pergi
Tinggal Ku Sendiri dalam Sesal Mendalam
Kini Hanya Tinggal Kenangan di Hati Ini
Kenangan Yang Slalu Menghantuiku Dengan Rasa Sesal
Kini Hanya Dering Lonceng Yang Kudengar
Tanpa Sadar Kini Aku Tlah Berada di Dimensi Kesendirian
30. Puisi Berjudul Tentang Dia dan Cinta
Tentang Dia dan Cinta
Senyummu Menenangkan ku
Senyumanmu Menghiasi Hati Ini
Hati yang Tlah Lama Sunyi dari Tempatnya
Hati yang tlah lama Hening tak berbicara
Bersamamu aku Mengenal Tentang
Apa itu Cinta Kasih
Apa Itu Cinta Abadi
Dan Bagaimana Cinta itu Bekerja
Kau Buat Ku Nyaman disisimu
Tersenyum Manis Indah bagai Sang Pelangi
Kau Buat ku Selalu Mengingat Mu
Ingatan Tentang Senyuman Indahmu
Kau adalah Cahaya Baru Yang Menyinari Duniaku
Kau Ibarat Cahaya Yang Menyinari Kegelapan di Hatiku
Hati Ini Menunggu Jawabmu
Jawaban Yang Membuatku Ingin selalu ada Disini
Disisimu ..... Selalu .....
31. Puisi Berjudul Berseminya Sang Cinta
BERSEMINYA SANG CINTA
Saat Cinta Bersemi
Semua Terasa Indah Berseri
Seakan Memiliki Dunia
Seakan Tak Ada Lagi Kesedihan Di Hati Ini
Namun Saat Cinta Mulai Di Uji
Saat Cinta Ditumbuhi Benci
Tak Ada Yang Tahu Kapan
Kapan Cinta Itu Gugur Berlabuh Pergi
Cinta Itu Apa Tak Ada Yang Tahu
Hingga Kini Akupun Merasa
Cinta Ini Telah Hilang
Bagai Debu Terbawa Angin
Begitu Cepat Berlalu Berlabu
Bagai Pelangi Di Siang Hari
Tak Ada Yang Tahu Kapan ia Pergi
Tak Ada Yang Tahu Kapan Ia Kembali
32. Puisi Berjudul Inikah Namanya Cinta
Inikah Namanya Cinta
Di Hari Yang Indah Ini ...
Hatiku Berbunga - Bunga
Entah Kenapa ?
Dan Bagaimana ?
Bingung ku Tak Tertahankan
Kemarin Dia Menggenggam Tangan
Tangan Yang Membuatku
Bisa Merasakan Kehangatannya
Entah Kenapa Aku Tak Bisa ...
Menghilangkan Dimensi itu Di Jiwaku
Mungkinkah Aku ....
Jatuh Cinta
Ya Tuhan ...
Apakah Ini Jatuh cinta
33. Puisi Berjudul Rindu Ini Karenamu
Rindu Ini Karenamu
Saat Kau Datang dan Tinggal didalam Hatiku
Terasa Indah Raga Ini Menyentuh Hatiku
Sampai Rasa Sepi Menghampiriku
Aku Tak Tahu Sampai Bila Aku Menemukanmu
Mungkinkah Ini Rindu....
Entahlah Hanya Hati ini yang Tahu
Hingga Kutemukan Dirimu
Disebuah Dimensi Tak Menentu
Walau Jauh Kutempuh....
Kian Rintangan Menempaku
Rasa Ini Membawaku
Untuk Terus Melaju
Hingga Sebuah Batas yang Tak Sanggup ku Lewati
Hingga Hanya Gelap yang Ku Temui
Hingga Hancur Jiwa Raga Ini
Itulah Aturan Sang Illahi
34. Puisi Berjudul Ujarnya Sang Hati
Ujarnya Sang Hati
Masih Berartikah Diriku Untukmu
Hingga Seperti Sampah Kau Tatap Aku
Masih Tersimpankah Cinta dalam Dirimu
Hingga Seperti Debu Kau Sapu Aku
Terluka Jiwa Ragaku....
Seperti Tertusuk Duri di Sekujur Tubuhku
Saat Kau Pergi Berlalu Berlabu dengan Orang Itu
Rapuh Terjatuh di Atas Dimensi Tak Berujung
Aku Mulai Merasa Sepi....
Merasa Semua Tak Lagi Berarti
Saat Kau Campakan Aku dengan Luka Yang begitu Perih
Sebuah Syair Yang Terucap Lirih
35. Puisi Berjudul Heningnya Sang Malam
Heningnya Sang Malam
Di Malam Yang Sunyi Ini....
Tetes Air Mataku Bercucuran Tak Terbendung
Tak Terasa Pipiku pun Mulai Basah Olehnya
Sunyi Malam Ini....
Mengingatkanmu Yang Telah Pergi
Yang Mungkin Tak Bisa Kembali
Mungkin Selamanya
Tapi Ingatlah Hari Ini....
Malam Ini.....
Malam Yang Penuh dengan Gambar Tiga Dimensi
Dimensi Yang Harus kau Lekatkan
Lekatkan di Hatimu ....
Ingatan Yang Harus kau Jaga Bersama
Bersama Setiap Organ Yang Hidup di Dirimu
Bersama dengan setiap Lonceng Waktu Yang Berdering
Bahwa....
Aku disini untuk mu...
Masih Disini Untuk mu....
Dan Akan Tetap Sama
Walau Pujangga Langit
Yang Mungkin Tak Bisa Kembali
Mungkin Selamanya
Tapi Ingatlah Hari Ini....
Malam Ini.....
Malam Yang Penuh dengan Gambar Tiga Dimensi
Dimensi Yang Harus kau Lekatkan
Lekatkan di Hatimu ....
Ingatan Yang Harus kau Jaga Bersama
Bersama Setiap Organ Yang Hidup di Dirimu
Bersama dengan setiap Lonceng Waktu Yang Berdering
Bahwa....
Aku disini untuk mu...
Masih Disini Untuk mu....
Dan Akan Tetap Sama
36. Puisi Berjudul Rindu Sekolah
Rindu Bersemi di Sekolah
Sekolah ....
Pagi Ini Aku Tak Pergi Bersamamu
Entah Sampai Kapan
Mungkin Selamanya ....
Kau Tau ....
Kemarin Ada Yang Bertamu Ke Rumahku
Tau Kah Kau Siapa ...
Dia Rindu dan Kenangan
Rindu Bertanya Padaku ...
Katanya Jangan Rindu, Rindu Itu Berat
Mendengar Hal itu ingin Rasanya Ku Bilang
Basi ....
Dengan Sajak Lirih Kenangan Membisikki ku Sesuatu
Katanya Besok Aku Akan Pergi Darimu
Mendengar Hal itu Sontak Aku Berkata Kenapa
Dia Menjawab Lagi Katanya Kau Akan Menemukan Arti Hidup Yang Sesungguhnya
Ketika Itu Datanglah Awan Hitam Pekat ....
Membawa Hujan Membasahi Ku
Teringat Lagi, Ku Akan
Saat - Saat Hujan Membawa Petaka Bagi Buku -Buku Ku
Entah Ada Apa Dengan Rindu
Dia Ada Dimana - Mana
Di Rumah, Di Sekolah dan Di Kamu
Kutulis Kan Sajak Ini, Ku Namai Rindu Bersemi di Sekolah
@Maulana Ibrahim
37. Puisi Berjudul Rindu Tak Terucap
Rindu Tak Terucap
Di Hati Tak Punya Rasa
Di Fikiran Tak Punya Nyali
Berapa Waktu Kesabaran Yang Ku Miliki
Tuk Menanti .....
Kemana Tempat Singgah Mu
Wahai Kekasih ....
Aku Hanya Rindu Yang Tak Berucap
Aku Hanya Ketegaran Didalam Keriyuhan
Syukurku Tuk Secerca Harapan Ini
Talah Datang Penghapus Rindumu
Dengan Sinar - Sinar ditimur Pagi Ini
38. Puisi Berjudul Diam
Diam
Hai Tuan,
Jangan Telarlalu Diam
Nanti ada Luka Yang Tertawa Riang
Dan Hening Yang Menangis Terlalu Dalam
Pahamilah
Diam Itu Ketika Aku Mengunci Lidahku
Sendiri dan Memilih Menikmati Wujudmu Dalam Sepi
Diam itu Ketika Denyut Cinta dan Detak Jantung Yang Membahana
Diam Itu memberi Waktu Untuk Hati dan Fikiran Untuk Berbicara
Diam itu Supaya Kamu Terlihat Jelas
Dan Aku Rasa Meskipun Kamu Tidak Nyata
39. Puisi Berjudul Surat Cintamu
Surat Cintamu
Marak Api Membakar
Hangus Setiap Abjad
Perasaan Yang Kau TerbangkanTerbang
Bersama Sang Merpati
Bukan Lagi Harapan
Semua Telah Luluh
Bersama Hujan
40. Puisi Berjudul Pendosa Cinta
Pendosa Cinta
Elang terbang bersama mentari
Aku Menanti Hingga Darah Berderih
Memohon Tuhan Apa Dia Disini
Kutengok Kesana Kemari
Hingga Tak Kunjung Reda Hati Ini Menanti
Hujan bergejolak
Petir Bersambar
Tak Memudarkan Rasa Hati Ini
Hingga Ku....
Lihat Dia Bersama Wanita Lagi
Dasar Kau Pendosa Cinta
@2019 Copyright & Trademarks By Blogger.id