40 + Puisi Cinta Romantis, Sedih dan Menyentuh hati Terbaru - Blogger ID -->

Halaman

Blogger ID

Blogger Tips and Tutorial

Canva/Cinta

Puisi Cinta - Halo sobat bloggeria kali ini kita akan membagikan beberapa puisi cinta romantis, Sedih, dan Menyayat hati karya terbaru dan terbaik dari Anak Indonesia, jadi beberapa puisi berikut ini tidak semua milik saya ya guys tapi beberapa diantaranya adalah milik sobat kita yang dishare di media sosial miliknya.

Baca juga: Apakah Kuota OMG Bisa Digunakan Untuk Internet Lokal

Seperti yang kita ketahui bersama puisi adalah sebuah syair berbentuk prosa tulisan yang diadaptasi dari beberapa ide entah itu kondisi hatinya, Keluarga, Alam dan sebagainya. Nah kali ini kita akan membagikan puisi yang bertemakan tentang Cinta (Rasa di Hti).

Sebelum itu saya ingin bertanya apakah disini ada yang lagi nyari - nyari puisi buat nyatain perasaannya kepada orang yang kita sayangi, entah itu calon istri kita, ibu, adik kita yang kita sayangi dan Cintai ? Kalo gitu kalian sudah sangat tepat berada di blog saya ini.

Baca Juga: Cara Membuat Balasan Pesan Otomatis di whatsapp

Karena apa ? Disini saya akan membagikan puisi bertemakan Cinta (Love) yang bisa dikatakan adalah puisi romantis dan terbaru serta pilihan dari puisi terbaik yang diciptakan oleh sobat - sobat prosa kita di Media Sosial mereka.

40 + Puisi Cinta Menyentuh Hati  Terbaru



Nah, sampailah kita ke tahapan inti dari artikel kali ini, berikutnya anda akan dimanjakan dengan puisi yang bertemakan cinta dengan diksi, prosa, majas tingkat tinggi yang diciptakan oleh Anak Bangsa mulai dari Anak SMP, SMA, Mahasiswa, dan Kakak Kita Yang sudah Dewasa.

1. Entah ini cerita, puisi, ataupun doa, mungkin ungkapan hati untuknya, 'Hujanku, Penyabung Rindu'

---------------------------------------

Pagi menciumku...
menyudahi bunga tidurku.
Ahh ...
mataku terpejam menyambut kecup hangatmu.
Mulai membuka mataku terpaku senyummu menyiratkan bahagia yang ku damba.
peluk aku, jangan lepas.
...............................................................

Aku sangat menyayangimu. ketahuilah duhai kasih, percayalah oh rindu.
Tak ada lagi untaian kata yang mampu mengisyaratkan betapa aku bersyukur Tuhan menghadirkanmu dalam hidupku.

Menjadi hujanku, menghapus air mata dengan rintikmu, sirnakan sendu di wajahku.
Sang penyabung rindu.
Aku benar-benar merindu, berharap jarak dan waktu secepatnya kehilangan cara untuk menjauhkanmu dariku.

Sungguh, sedalam relung hati mengucap syukur kembali, Tuhan mengizinkan hatimu memberiku cinta, atas izin-Mu, aku bahagia karenanya.
.........................................................

Di setiap lantunan bait bait doa ku panjatkan,
Biarkan aku bersamanya, menjaga amanah darinya, menjaga hatiku untuk nya.
Izinkanlah kami saling mengasihi karena-Mu.
Jauhkan kami dari dusta,  Agar cinta kami senantiasa saling terjaga sampai Kau mengizinkan kami bersatu dalam ikatan kasih yang kau ridhoi.

*_Amin ..._*

Maulana. Ib
Pasuruan, 21 September 2019

2. Ku Titipkan Cinta Padamu Tuhan

Aku mengucapkan cinta kepada awan
Ia memberiku hujan dan kegelapan
Aku mengucapkan cinta kepada angin
Angin menghampiri
Bersama badai rindu tak berkesudahan
Aku mengucapkan cinta pada langit
Ia menggelegar, menyambarku dg aroma kematian

Aku mengucapkan cinta pada bumi
Ia terbelah menelanku dalam keasingan yg asri
Aku menyatakan cinta pada laut
Ia surut
Aku menyatakan cinta kepada hutan
Ia berguguran
Aku menyatakan cinta pada kekasih
Ia malah berbalik menyakiti

Akhirnya aku titipkan cintaku kepada tuhan
Dan tak akan pernah Hilang

Surabaya, 18 September 2019.
#Zifarna El Firdausi

3. Puisi Berjudul Sura Hati

Suara_Hati

Masih ku ingat kala itu
Ada cerita antara kau dan aku
Yang selalu bersama
Tanpa terhalang jarak dan waktu
Semua gundah gulana yang tertera
Selalu ku curahkan padamu
Seluruh kebahagiaan yang tercipta
Selalu ku bagi denganmu

Manisnya cerita bahagia
Tak terasa oleh indera
Sedihnya cerita luka
Terobati dengan hadirmu
Aneh memang,
Saat ku bagi cerita tentang dia
Kau ikut bahagia
Tapi, saat kau bagi cerita tentang dirinya

Aku terluka
Aku tak menyangka akan ada rasa antara kita
Ya, lebih tepatnya hanya rasa ku saja
Terkadang aku lelah
Lelah berpura-pura bahagia
Berpura-pura mendukungmu dengannya

Terus tertawa saat kau bercerita
Padahal hatiku sakit tak terperi
Sungguh, andai saja kau tahu
Ada luka yang tersembunyi dilubuk hati ku

Tapi, mungkin aku harus tahu diri
Aku hanya sahabatmu
Dan akan terus begitu
Biarlah cukup aku yang tahu
Tentang rasa ku yang tak menentu

Maafkan kalau jelek🙏🏻
Suasana hati sedang tidak mendukun

4. Puisi Berjudul Penghapus Lara

Penghapus lara

By. Kak_Naa
13 September 2019

Sarayu alam menyapa atma
Lemayun senja,mempesona
Sore itu daksa menyendiri, lara
Menikmati indahnya lentera jingga

Semakin lama anila berhembus kencang
Dinginnya menikam pori yang menegang
Dan saat itu hujan datang kesekian kalinya
Riyuh rintik namun menenangkan sukma

Aroma petrikor menyeruak kepermukaan
Ambunya menusuk indera penciuman
Awan kelabu datang bergerombolan
Menyembunyikan pesona senja yang menawan

Bukan senja yang sedang kudamba
Ini tentang hujan yang menyapa
Penjaga rahasia kala atma mala
Bersembunyi dibalik gemuruh hujan terka

Ketika bibir sudah tak mampu berkata
Perasaan tak mampu dikata nyata
Namun hujan sore itu mengerti atma
Menjadi satu-satunya penghapus lara

5. Puisi Berjudul Terlambat Sudah

Terlambat sudah

Oleh: Dini Harisanti
Sumatera Barat 14 September 2019

Jika boleh aku bicara
Ingin rasanya ku bercerita
Tentang rasa yang telah ada
Didalam atma yang menggelora

Tentang cinta yang telah lama
Tersimpan rapi dilubuk hati
Namun, nestapa pula penghalangnya
Merusak rencana dan suasana
Pengungkapan pun jadi tertunda

Hingga hirap para nestapa
Kembali suci diawal masa
Saat hati akan berkata
Harapan hilang terlempar aksa
Bagai wajah tanpa mata
Semua gelap tiada tara

Sungguh menderita
Nasib hati tak tereka
Terlambat sudah pengakuan jiwa

6. Puisi Berjudul Aku

Aku

Penulis Misteri

Sejenak aku melamun di sisa fajar..
Di mana mentari mulai datang menebarkan cahaya kehidupan..
Tak sadar..
Air mata mulai bercucuran..

Ternyata menangis di pagi hari membuatku lebih buruk..
Tuhan..
Mengapa lamunanku tertuju pada satu nama..
Aku lelah..

Biarkan aku beristirahat..
Biarkan aku melupakannya..

7. Puisi Berjudul Bisa

Bisa

By Ibnu Black
Tangerang,14-09-2019

Malam ini sendu
Tanpa ada canda merasukku
Diam menelisik diri
Menyanggupi hal yang tak berkonotasi
Pelipur lara tanpa cinta
Menggenggam jemari dengan bisa

Rerumputan bernyanyi
Berdengdang ranting melakoni
Sisa diri penuh emosi
Bergelantung indah menipu diri

Waktu menegurku
Menyapa tanpa riak membisu
Lelah menipu diri
Tersenyum bahagia namun mengunci diri

Aku bintang
Dalam gemerlap nan jalang
Aku rembulan
Menata indah dengan kesendirian

8. Puisi Berjudul Hujan

Hujan

By. Wulin

Malam ini berkah itu datang
Seraya berkata ada yang kangen
Aku bertanya pada titisan hujan
Mereka hanya diam tak menghiraukan

Padahal ingin rasanya berbicara dengannya
Ia hanya diam tak bisa menjawab ya sudahlah
Toh aku tak memaksa
Hanya saja tolong sampaikan padanya

Bahwa kawan bicaramu sedang rindu
Hanya sebatas rindu yang terkujung temu
Sebenarnya kenangan itu bersama senja
Tapi apalah daya jika rindu datang kita bisa apa ?

Entah senja ataupun hujan
Yang datang hanyalah rindu
Sebab saat jingga berlalu
Hujan turun dan menenangkan

Aku yang telah bersahabat dengannya
Buat kedatangan mereka
Hadirkan tamu yang kusebut ia rindu
Tamu yang kusebut ia rindu
Rasa yang kian penuh buatku
Hanya bisa berkata 
Pertemukanlah Ya Allah .....

9. Puisi Tanpa Judul

Tanpa Judul 

Oleh: Maulana. I (Penulis Cerdas)

Kini
Hilang sudah segalanya
Bahu tempat ku bersandar
Tangan yang selalu ku genggam
Dan hati yang selalu ku pertahankan
Hanya karena sebuah keegoisan
Mengikuti emosi sesaat

Tak dapat ku temukan lagi
Sebuah hati yang telah hirap
Tak dapat ku sambung lagi
Sebuah hubungan yang telah hancur, luluh lantah tak beraturan
Apakah boleh ku tanam secercah harapan?
Berharap kau kembali datang
Atau memang harus ku lupakan
Kenangan indah terhalang nestapa

Sungguh, jika waktu dapat diulang
Tak kan mungkin ku lepaskan
Dirimu yang ku sayang
Akan ku dekap semua kenangan
Tak ku biarkan pergi menghilang

Pasuruan, 19 September 2019

10. Puisi Berjudul Cinta Sesaat

CINTA SESAAT

Oleh:Dini Harisanti
Sumatera Barat 14 Agustus 2019

Bahagia memang awalnya
Seperti tak akan pernah ada luka
Tertawa memang kala itu
Seolah-olah tak akan berujung pilu
Surga memang disanubari
Seakan neraka tak sedang mengintai

Awal bahagia berubah luka
Tawa tak tertahan disulap perlahan
Surga antara kita menjelma neraka
Hancur berkeping-keping oleh cenayang
Hilang sudah segala anugerah
Lembut tuturmu berubah menyisakan pilu

Kau jadikan aku pelampiasan kekosongan mu
Kau berikan pengharapan tanpa perasaan
Lalu kau tinggalkan saat kau merasa bosan
Kau lukai lalu pergi
Kau tanam benih cinta lalu kau hancurkan begitu saja

Kau pikir aku ini apa?
Penghibur dikala gugur?
Penyemangat saat kau tersengat?
Atau hanya sekerat cinta sesaat?

11. Puisi Berjudul Sendiri

Sendiri

By. Siti Nurjanah
(Jakarta 13 September 2019)

Sendiri,
Menapaki sisa hari ini
Menghitung waktu dalam sepi
Menghibur diri dalam lamunan tanpa arti

Mengapa malam ini selalu kelabu
Saat kau tiada hardir menemaniku
Sebarapa berartikah aku di hatimu
Hingga tak sudi kau datangkan kehadiranmu

Wahai kegelapan malam,
Dengarlah, ada manusia yang kurindukan
Tanpanya aku kesepian
Tanpanya rembulan cerah seakan kelabu
Tanpanya bintang laksana batu hitam yang redup

Wahai malam,
Mintakan kepada TUhan
Agar aku tertidur dalam keterlelapan
Agar sepi ini kubawa dalam alam impian
Agar tiada sempat ku teteskan air mata.

12. Puisi Berjudul Untukmu Ainun

UNTUKMU AINUN

Sudah Lama Engkau Menungguku, Ainun?
Pelukanmu Masih Sama 
Seperti Saat Pertama

Maaf Jika Ini Jadi Sedikit Lama
Tetapi, Aku Sudah Bilang Tuhan
Orang Pertama Yang Akan Kutemui adalah Dirimu

Ainun Cinta Memang Tak Mengenal Batas
Hingga Semesta Juga Tak Bisa Beralas
Aku Tak Perlu Sosok Sempurna
Cukuplah Engkau Ainun, Sosok Perempuan Yang Membuatku Bahagia

Mari Ainun Kita Bangun Cinta Yang Nyata
Jangan Risau Soal Negara
Aku Sudah Menitipkannya Kepada Anak - Anak Bangsa
Dimana Dari Sini, Kita bisa Memandangnya Dari Surga

Trusted To BJ Habibie dan AinunBest anda Peace

13. Puisi Berjudul Terima Kasih cinta

Terima Kasih Cinta

Saat Aku Sendiri ....
Aku di Selimuti Rasa Sepi
Aku Berfikir Apa yang Kita Jalani Dulu
Ku Rindu Sifatmu yang Dulu
Bukan Yang Sekarang

Namun ....
Semua itu Mustahil Bagiku
Karna Kau Bukan Belahan Jiwaku Lagi
Terimakasih ......
Karna kau Pernah Hadir dengan Senyuman Indah Kepadaku
Meski hanya Sebatas Waktu

Namun Aku Sangat Berterima Kasih
Dengan Caramu Yang Sangat Sempurna Menyakitiku
Aku hanya Bisa Berdoa di Setiap Sujudku
Meski Kamu Tak Lagi di Sampingku
Terima Kasih .....
Karna Kau Telah Berhasil Menyakitiku

14. Puisi Berjudul Nirwan Tenggelam

NIRWANA TENGGELAM

Resah Pagi Mengetuk Keracunan
Memaksa Tanya yang Pekat Berkarat
Sampaikah Nyata dititik Pertemuan
Atau Tersinggah di titik Pertemuan

Pecahnya Pemilik Sepatu tak Menoleh Sautan

Kasarnya Penggenggam kapal tak Memukul Suara
Lusuhnya Laut Pilu Tak Hendak Mendongak
Meskipun Seragam itu Selalu Berpulang Kumal

Tanya sore itu semakin Mencuat

Menggesekan Geraham Menahan Ledakan
Mengapa Sang Tuan Tak Menyugugkan Jawaban
Meski Berperan Sebagai Majikan

Rupanya Malu Tak Terbungkus

Meninggalkan Suara Menjabarkan Mimpi
Kisah Pameran Utama di Tempat Hujan
Yang Terbangun Sebelum Persimpangan

Malam Itu Tak dihampiri Bintang

Hanya sedu Angin yang Berbisik Pelan
Menitipkan Pesan dalam Sebuah Kesan
Menuju Tangin Nirwana Tenggelam


15. Puisi Berjudul Kemarau Tertidur

KEMARAU TERTIDUR

Dedaunan Pagi Tak Mampu Tersenyum
Berselimutkan Embun yang Sedikit Kesat
Air dipangkuannya tak Menyuguhi Tanah
Disingkap Tanah dibakar Air

Daun itu kembali Murung

Ketakutannya Telah Nampak Nyata
Sisa Makanan dirumahnya Telah dikuras
Suka Tak Suka ia Tinggalkan Majikan

Sementara Tanah Mulai Kehausan

Lukanya Nampak Bercelah dibagian Luar
Mungkin ia diserang Dehidrasi
Atau lama Tak disangka Hujan

Entah Angin atau Keliru

Ia Tak Datang dijam Keberangkatan
Entah awan Bosan Terasin
Atau Sang Angin Lupa Menjemput

Sementara Langit Berkilau Senyum

Mengecoh Manusia yang dibuai Senja
Sementara kita Terlelap Lamunan
Menunggu Usia Kemarau Tertidur


16. Puisi Berjudul Rinnai

RINNNAI

Rinai ....
Sudah Bersih Satu Nama Meminta Pergi
Sudah Ikhlas Seribu Janji Tlah dilupakan
Sudah Sampai Kenangan Pada Historinya

Tapi ......

Sudahkah Hati Bersabar untuk Menjalaninya
Tinggal Satu lagi Yang Harus dikorbankan 
Perasaan Pada Waktu ....

Atas Dasar yang Sudah Tidak Menentu

Atas Rasa yang Seharusnya Bertabu
Diam, Bisu, Tak Beranjak Untuk Bersua
Tetaplah Sukma Menetap

Menghisap dan Memuntahkan renjana pada Hujan

Menegaskan akan tetap Bersandar Meski Penglabuhan kian Berpendar
Tegas dalam Satu Nama
Janji Pada Satu Rasa
Meski Waktu adalah Pembunuh


17. Puisi Berjudul Bertukar kabar

Bertukar Kabar

By. Kei

Kita Telah Menjadi Sepasang Rahasia dari Puisi Sepi
Berbicara hanya dalam Keheningan
Menyempurna Deras Rasa Yang Telah Mengisi Kita
Lewat Pesan Indah di Pucuk Sang Ilalang
Seraya Mengemis Cinta dalam Tarung Paling Nyeri

Untukmu yang tersembunyi yang tersirat didalam Diksi - Diksiku

Kau Yang Tak Pernah Melihatku
Namun Engkau Bertahta di Mataku
Kau Yang Rebah ditiap Debaranku
Membuatku Tidak Pernah Baik - Baik Saja

Pagi Ini, Angin Bertiup Ke Arah Laut

Mega pun Masih Kemerahan
Ketika Selembar Daun jatuh di Ujung Kaki
Ternyata ada gurat namamu disana
Ahhh, Panggilan Sejati
Terkhusus dikirim darimu, Dari Surga


18. Puisi Berjudul Sebatas Angan

SEBATAS ANGAN

Terbuang Sebuah Angan Misteri
Yang Selama Ini Menghantui Hati
Senantiasa Berlabuh diujung Kasih
Menciptakan Beribu Harapan Fasih

Untukmu, Sosok yang selalu Teringat disetiap Langkah

Ku ingin Kau Memeberiku Sedikit Keadilan
Jangan Muncul Sebatas Angan Saja
Memunculkan Bayang Lalu Lenyap

Ini Tak Adil ...

Saat Sadarku Mulai Terlahap Angin
Engkau Datang Membawa Senyum
Dengan Sebuah Lirik Menjulur Ke Hati
Lalu Pergi Tak Berbekas

Siapakah Dirimu Yang Selalu Muncul dalam Mimpiku

Kuingin Ketika Dirimu Tiba
Ditengah Lelapnya Tidurku
Kau Tetap Disampingku

Sambil Membuahi Pertemuan

Dengan Sebuah Celoteh Tak Berujung
Ini Bukan Tentang Cinta
Bukan Pula Percintaan

Tapi Sebuah Genangan Kasih Sayang

Yang Telah Lama Mengakar Dalam Raga


19. Puisi Berjudul Air Mata Bahagia

AIR MATA BAHAGIA

Lelah Kurangkul Kini Mulai Bersemayam
Tak Bisa Kuucap dengan Lisan Pelan Mengunyam 
Sekujur Tubuhpun Tersapa Oleh Remuk Redam
Dan ... Inilah Juang Asa Yang Kau Gali dalam Bilik Cinta Yang Terpendam

Banyak Bayang Impian Yang Terpudar Oleh Sang Waktu
Namun Diri Hanya Bersandar Pada Tingginya Kalbu
Setap Cita - Cita Yang Kutapakan Dalam Goresan Penaku
Kan Kutetesi Dalam Segumpal Air Mata Bahagiaku

Penat Yang Kurasa Kini Tak Terasa
Lembaran Asa Hidup Kini Kuisi Dengan Sebuah Cerita Saja
Dari Sebuah Langkah Kecil yang Akan Membahana
Dan Yakinku Kau Datangi Air Mata Bahagia

20. Puisi Berjudul Ikrar Hujan Katanya

IKRAR HUJAN KATANYA
Ketika Sang Fajar Menyingsing

Bias Embun Mengayun di Tepi Jendela
Jua Tenggeri Dedaunan Yang Menguning
Namun Hujan Enggan Terjun Ke Bantala

Daksa Tanah Bercak Meretak
Sekumpulan Debu Berarak
Tersapu Antari dengan Kasar
Payoba Kalebu Tak Peduli Pengantar

Hujan Pernah Berikrar
Terjun Kala Lazuardi Mengglegar
Bernilai Hapuskan Jejak - Jejak Kerinduan
Hembuskan Rintik - Rintik Kenangan

Hujan Pernah Hijrah Pada Dirgantara
Antarlina Pada Masanya
Menanamkan Benih Asmaraloka
Hingga Beranak Pinak Bunga Cinta
Arumi Nan Elok Serbaki Semesta


21. Puisi Berjudul Lonceng Bernada

Lonceng Bernada

Teng Teng Teng ...
Tiga Kali Lonceng Berbunyi
Pertanda Dimulai Nya Jam Pelajaran
Menunggu Dibangku Dengan Bosannya

Kondisi Itu Berubah Ketika Ia Datang

Dengan Membawa Tas Ping 
Bak Mendekati Bangku Kedua Disamping Bangku Yang Ku Duduki
Diam Diam Ku Melihatnya Dengan Penuh Rasa

Entah Ini Cinta ataukah Apa

Ku Beranikan Diri Tuk Menyapanya
Dengan Malu - Malu Salah Tingkah Ku Jadinya
Senyumannya Membuatku Rindu Akan Wajahnya

Tahi Lalat di Bawah Bibirnya

Membuatku Teringat Akan Istimewanya Wajahnya
Gemas Ku Jadinya
Akankah Aku Berjodoh Dengannya

Malam Hari Datang Bersama Awan Hitam 

Turunnya Hujan Membuatku Ingin Menutup Mata
Bak Memimpikan Masa Depan Ku Dengan Nya
Ingin Rasanya Ku Tuliskan Surat Cinta Untuknya
Berharap Tuhan Kan Mewujudkannya


22. Puisi Berjudul Cahaya di Matamu

CAHAYA DI MATAMU

Ku Awali Puisi ini dengan Sajak Lirih Bergelora
Petikan Senar Gitar Mengiringiku Membuatku Mengingat Masa Lalu itu
Hari Ini Ku Pegang Sebuah Kertas Kosong
Dengan Pena Merah Merona Sebagai Alat Tulisku

Malam itu Begitu Dingin ku Rasa

Bersama Bulan dan Bintang ku Berada
Hingga Ku Lihat sesosok Wanita Berhijab
Di Depan Masjid Nan Megah

Ku Lihat Dia Dengan Tatapan Sempurna

Bak Mengingat Bahwa Dia Adalah Wanita Yang Sama
Wanita Yang Pernah Ku Temui di Bangku SMA
Wanita Yang Selalu Ada Di Saat Ku sedang Gundah
Wanita Yang Pernah Ku Khianati di Saat Terbawa Nafsu Semata

Panggilan Tuhan Pun Menggema di Telinga

Ku Sempatkan Waktu Untuk Berjamaah
Berharap Tuk Bisa Berbincang dengannya
Meski Mungkin Hanya Sekedar Menyapa

Ku Paksakan Langkah Kaki Ini Tuk Kesana 

Dengan Hati Gundah Ku Tak Sadar
Ia Pun Berlari Menghampiriku 
kedua Tangannya Mendorongku Begitu Kuatnya

Hingga Ku Lihat Mobil Melintas Entah Dari Mana 

Melukainya Hingga begitu Parah 
Ku Hampiri Dia Bak Berteriak Dengan Kerasnya
Ku Lihat Darah Bercucuran di Keningnya
Hingga ku Sadar Dia melihatku Dengan Mata Indahnya

Mata Yang dulu Ku Acuhkan Untuk Orang Yang Tak Setia

Hingga Ku Sadar Inilah Cinta Yang Sempurna
Mata Bercahaya Bak Menunjukkan Cinta Yang Sebenarnya
Hingga Terlambat Ku Sadari 

Tuhan Lebih Menyayanginya

Hingga Dia Ambil Ketika Ku Ingin Membahagiakannya
Hanya Penyesalan yang Tersimpan di Dada
Ingin Rasanya Ku Menjemputnya Dari Alam Baka


23. Puisi Berjudul Andai Dulu

ANDAI DULU

Andai Dulu Aku Tak Mencintaimu
Mungkin Aku Tak Merasa Seperti Ini
Andai Dulu Aku Tak Menyayangimu
Mungkin Aku Tak Akan Terluka Seperti ini

Seandainya Dulu Aku Tak Pernah Merindukanmu
Mungkin Aku Tak Kan Tahu Makna Sepi di Hati Ini
Andaikan Dulu Aku Tak Mengenalmu 
Mungkin Aku Tak Kan Merasa Sesakit Ini

Mungkin Kita Ditakdirkan Untuk Saling Mengenal
Tapi Tidak Untuk Saling Mencintai
Mungkin Kita Dimaksudkan Untuk Saling Memahami
Tapi Tiada Untuk Saling Memiliki

Kini Ku Biarkan
Hadirmu Berlalu Dengan Bayangan Luka Yang Telah Meracuni Ku
Dan Berharap, Ku Temukan Bahagia Sebagai Pengganti Luka Bersamamu


24. Puisi Berjudul Rindu Tak Bersemai

RINDU TAK BERSEMAI

Malam Ini Adalah ....
Malam Dimana Bayu Bersenandung Pilu
Mengguyur Ku Dengan Rasa Bersalah
Rasa Sesal Akan Ucapan Yang Tak Semestinya

Bila Mengenang Akan Malam Ini
Hatipun Gelisah Tak Menentu
Hanyalah Rasa Bersalah Tersimpan di Benakku
Entah Ada Apa Dengan Ku Yang Dulu 

Ingin Ku Puisikan Lirik Kerinduan Ini
Hingga Pada Masanya Majas Tak Berkutip Lagi
Buku Tak Bersampul Lagi
Rindu Tak Bersemai Lagi

Ku Tuliskan Catatan ini 
Dalam Sebuah Diary 90"an
Tentang Sebuah Kerinduan Hati 


25. Puisi Berjudul Ungkap Hati Merindu

UNGKAP HATI MERINDU

Hari Demi Hari Ku Lewati
Menggapai Mimpi Untuk Terakhir Kali
Lembar Demi Lembar Ku Buka Kembali
Mengingat Akan Dia Yang Tak Pernah Kembali

Kini Cinta Tlah Merindu Sang Pujaan Hati
Melukiskan Semua Kenangan Yang Dulu Pernah Di Lewati
Memandang Kertas Berlukis Puisi
Menceritakan Apa Yang Ada Di Hati

Ingin Rasanya Ku Berlari Menggapai Mimpi
Melepaskan Semua Dahaga Yang Tersimpan Di Hati
Menatap Indahnya Dunia Tanpamu Lagi
Namun Rindu Ini Slalu Menghalangi Diri

Kata Orang Rindu Itu Siang Hari
Siang Yang Akan Berubah Menjadi Malam Pada Waktunya Nanti
Kata Orang Rindu Itu Hanya Berlabu Bertamu 
Lalu Mengapa Begitu Lama Menetap di Hati

Ku Tuliskan Ungakapan Hati Ini
Dengan Sebuah Tinta Merah Berderah
Berharap Kau Kan Kembali
Pada Waktunya Nanti

              BY @ PENULIS CERDAS 2019

26. Puisi Berjudul Padamu Kurasa Rindu

PADAMU KURASA RINDU

Angin Soray Menyapa Memberi Tahu, Esok Tlah Tiba
Diantara Sekat Hati Kurasa Dingin Menerpa
Embun Berjalan Beriringan Dengan Orang Orang Sawah
Ingin Rasanya Ku Mengikuti Alunan Alam di Pagi Hari

Namun, Ketika Ku Melihat Sebuah Foto Yang Kusimpan di Hatiku
Rasa Ini Mulai Terasa Terpenjara di Dalam Jiwa
Rindu Ini Mengingatkan Ku dengan Rasa Yang Pernah Ada
Dalam Ingatan Cinta Penuh Damba

Namun ....
Masih Kulekat Usaha Tuk Slalu Bahagia di Hati
Meski Terkadang Terasa Sunyi Sepi Menerpa Diri
Hati Ini Sudah Tak Sekuat Dulu Lagi

Ketika Rindu Hati Tak Bersahut Lagi 
Ketika Rindu Ini Tak Berirama Lagi 
Ketika Itu Ku Berharap Pada Sang Pencipta Hati
Harapan Tuk Bisa Bertemu Bersama lagi


27. Puisi Berjudul Bahasa Jiwa

BAHASA JIWA

Satu Masa ....
Ku Pernah Merasa Benar Benar Mengagumimu
Hingga ....
Rasa Ini Menguasai Jiwa & Ragaku

Suatu Masa ....
Ku Pernah Merasa Benar Benar Tlah Kehilanganmu
Hingga Kini ....
Aku Yang Begitu Teguh Tiba Tiba Tergoyah Tergores Oleh Luka Yang Begitu Dalam

Mungkinkah Ini Cinta
Atau Hanyalah Rasa Suka Biasa
Bisakah Ku Sebut Ini Cinta 
Cinta Yang Membuatku Kehilangan Akal dan Pikiran

Ahh Benar Saja ....
Tika Waktu Terasa Begitu Begitu Lama Ku Lalui
Tika Sunyi Terasa Begitu Takut Ku Sendiri
Dan Tika Hari Mulai Terasa Hingga Enggan Ku Lalui

Ku Coba Memberi Isyarat ...
Di Pelabuhan Senja Yang Tak Lagi Merona
Berharap Melihat Catatan Yang Ku Ukir Disana
Berharap Ada Setiap Harapan dalam Doa

Hingga Kini Ku Merasa ....
Hati Ini Tlah Tiada Dengan Luka Yang Ada
Walau Hanya Kata Membisikkan Jiwa
Dalam Syair Puisi Bahasa Jiwa


28. Puisi Berjudul Dibalik Semua Ini

DIBALIK SEMUA INI

Dibalik Rindu Ini Terukir Namamu
Dibalik Kesendirian Ini Ada Kamu Di Sisiku
Dibalik Mimpi Ini Ada Bayanganmu
Yang selalu Menemaniku

Kamu Adalah Simbol Duniaku
Kamu adalah Langkah Kakiku
Menggenggam Tangan Saat Tak Ada Lagi Yang Memperhatikan ku
Memberi ku Kesempatan Untuk Bisa Merasakan Indahnya Cinta

Ku Kan Pergi Bersama Cintamu
Ku Kan Melangkah Bersama Kasihmu
Ku Kan Terbang Bersama Kerinduanmu
Karna Hanya Kau Dibalik Semua Ini


29. Puisi Berjudul Kehilangan

KEHILANGAN

Ku Pikir Kehilanganmu adalah Anugerah
Hidupku Kian Damai Tanpa Mu
Oh ... Ternyata .....
Salah Ku Artikan Ini

Jiwa Ini Tersayat Pilu Menangis Sedu
Hanya Syair Cinta Yang Ku Samai dj Hati Ini
Kini Bermetamorfosis Menjadi Kenangan
Layaknya Ulat Menjadi Kupu

Ku Ratap .... Ku Termenung ....
Hati Laras Ini Tergores Air Mata 
Dia Yang Kuabaikan Kini Tlah Pergi
Tinggal Ku Sendiri dalam Sesal Mendalam

Kini Hanya Tinggal Kenangan di Hati Ini
Kenangan Yang Slalu Menghantuiku Dengan Rasa Sesal
Kini Hanya Dering Lonceng Yang Kudengar
Tanpa Sadar Kini Aku Tlah Berada di Dimensi Kesendirian


30. Puisi Berjudul Tentang Dia dan Cinta

Tentang Dia dan Cinta

Senyummu Menenangkan ku
Senyumanmu Menghiasi Hati Ini
Hati yang Tlah Lama Sunyi dari Tempatnya
Hati yang tlah lama Hening tak berbicara

Bersamamu aku Mengenal Tentang
Apa itu Cinta Kasih
Apa Itu Cinta Abadi
Dan Bagaimana Cinta itu Bekerja

Kau Buat Ku Nyaman disisimu
Tersenyum Manis Indah bagai Sang Pelangi
Kau Buat ku Selalu Mengingat Mu
Ingatan Tentang Senyuman Indahmu

Kau adalah Cahaya Baru Yang Menyinari Duniaku
Kau Ibarat Cahaya Yang Menyinari Kegelapan di Hatiku
Hati Ini Menunggu Jawabmu
Jawaban Yang Membuatku Ingin selalu ada Disini
Disisimu ..... Selalu .....


31. Puisi Berjudul Berseminya Sang Cinta

BERSEMINYA SANG CINTA

Saat Cinta Bersemi
Semua Terasa Indah Berseri
Seakan Memiliki Dunia
Seakan Tak Ada Lagi Kesedihan Di Hati Ini

Namun Saat Cinta Mulai Di Uji
Saat Cinta Ditumbuhi Benci
Tak Ada Yang Tahu Kapan
Kapan Cinta Itu Gugur Berlabuh Pergi

Cinta Itu Apa Tak Ada Yang Tahu
Hingga Kini Akupun Merasa
Cinta Ini Telah Hilang
Bagai Debu Terbawa Angin

Begitu Cepat Berlalu Berlabu
Bagai Pelangi Di Siang Hari
Tak Ada Yang Tahu Kapan ia Pergi
Tak Ada Yang Tahu Kapan Ia Kembali


32. Puisi Berjudul Inikah Namanya Cinta

Inikah Namanya Cinta


Di Hari Yang Indah Ini ...
Hatiku Berbunga - Bunga
Entah Kenapa ?
Dan Bagaimana ?

Bingung ku Tak Tertahankan
Kemarin Dia Menggenggam Tangan
Tangan Yang Membuatku
Bisa Merasakan Kehangatannya

Entah Kenapa Aku Tak Bisa ...
Menghilangkan Dimensi itu Di Jiwaku
Mungkinkah Aku ....
Jatuh Cinta 

Ya Tuhan ...
Apakah Ini Jatuh cinta


33. Puisi Berjudul Rindu Ini Karenamu

Rindu Ini Karenamu

Saat Kau Datang dan Tinggal didalam Hatiku
Terasa Indah Raga Ini Menyentuh Hatiku
Sampai Rasa Sepi Menghampiriku
Aku Tak Tahu Sampai Bila Aku Menemukanmu

Mungkinkah Ini Rindu....
Entahlah Hanya Hati ini yang Tahu
Hingga Kutemukan Dirimu
Disebuah Dimensi Tak Menentu

Walau Jauh Kutempuh....
Kian Rintangan Menempaku
Rasa Ini Membawaku
Untuk Terus Melaju 

Hingga Sebuah Batas yang Tak Sanggup ku Lewati
Hingga Hanya Gelap yang Ku Temui
Hingga Hancur Jiwa Raga Ini 
Itulah Aturan Sang Illahi


34. Puisi Berjudul Ujarnya Sang Hati

Ujarnya Sang Hati

Masih Berartikah Diriku Untukmu
Hingga Seperti Sampah Kau Tatap Aku
Masih Tersimpankah Cinta dalam Dirimu
Hingga Seperti Debu Kau Sapu Aku

Terluka Jiwa Ragaku....
Seperti Tertusuk Duri di Sekujur Tubuhku
Saat Kau Pergi Berlalu Berlabu dengan Orang Itu
Rapuh Terjatuh di Atas Dimensi Tak Berujung

Aku Mulai Merasa Sepi....
Merasa Semua Tak Lagi Berarti
Saat Kau Campakan Aku dengan Luka Yang begitu Perih
Sebuah Syair Yang Terucap Lirih

35. Puisi Berjudul Heningnya Sang Malam

Heningnya Sang Malam

Di Malam Yang Sunyi Ini....
Tetes Air Mataku Bercucuran Tak Terbendung
Tak Terasa Pipiku pun Mulai Basah Olehnya

Sunyi Malam Ini....
Mengingatkanmu Yang Telah Pergi
Yang Mungkin Tak Bisa Kembali
Mungkin Selamanya

Tapi Ingatlah Hari Ini....

Malam Ini.....
Malam Yang Penuh dengan Gambar Tiga Dimensi
Dimensi Yang Harus kau Lekatkan

Lekatkan di Hatimu ....

Ingatan Yang Harus kau Jaga Bersama
Bersama Setiap Organ Yang Hidup di Dirimu
Bersama dengan setiap Lonceng Waktu Yang Berdering

Bahwa....

Aku disini untuk mu...
Masih Disini Untuk mu....
Dan Akan Tetap Sama 


36. Puisi Berjudul Rindu Sekolah



Rindu Bersemi di Sekolah

Sekolah ....
Pagi Ini Aku Tak Pergi Bersamamu
Entah Sampai Kapan
Mungkin Selamanya ....

Kau Tau ....
Kemarin Ada Yang Bertamu Ke Rumahku
Tau Kah Kau Siapa ...
Dia Rindu dan Kenangan

Rindu Bertanya Padaku ...
Katanya Jangan Rindu, Rindu Itu Berat
Mendengar Hal itu ingin Rasanya Ku Bilang
Basi ....

Dengan Sajak Lirih Kenangan Membisikki ku Sesuatu
Katanya Besok Aku Akan Pergi Darimu
Mendengar Hal itu Sontak Aku Berkata Kenapa
Dia Menjawab Lagi Katanya Kau Akan Menemukan Arti Hidup Yang Sesungguhnya

Ketika Itu Datanglah Awan Hitam Pekat ....
Membawa Hujan Membasahi Ku 
Teringat Lagi, Ku Akan 
Saat - Saat Hujan Membawa Petaka Bagi Buku -Buku Ku

Entah Ada Apa Dengan Rindu
Dia Ada Dimana - Mana
Di Rumah, Di Sekolah dan Di Kamu
Kutulis Kan Sajak Ini, Ku Namai Rindu Bersemi di Sekolah
@Maulana Ibrahim

37. Puisi Berjudul Rindu Tak Terucap

Rindu Tak Terucap

Di Hati Tak Punya Rasa
Di Fikiran Tak Punya Nyali
Berapa Waktu Kesabaran Yang Ku Miliki

Tuk Menanti .....
Kemana Tempat Singgah Mu
Wahai Kekasih ....

Aku Hanya Rindu Yang Tak Berucap
Aku Hanya Ketegaran Didalam Keriyuhan

Walau Pujangga Langit
Syukurku Tuk Secerca Harapan Ini
Talah Datang Penghapus Rindumu
Dengan Sinar - Sinar ditimur Pagi Ini

38. Puisi Berjudul Diam

Diam

Hai Tuan, 
Jangan Telarlalu Diam
Nanti ada Luka Yang Tertawa Riang
Dan Hening Yang Menangis Terlalu Dalam

Pahamilah 
Diam Itu Ketika Aku Mengunci Lidahku
Sendiri dan Memilih Menikmati Wujudmu Dalam Sepi

Diam itu Ketika Denyut Cinta dan Detak Jantung Yang Membahana

Diam Itu memberi Waktu Untuk Hati dan Fikiran Untuk Berbicara

Diam itu Supaya Kamu Terlihat Jelas
Dan Aku Rasa Meskipun Kamu Tidak Nyata

39. Puisi Berjudul Surat Cintamu

Surat Cintamu

Marak Api Membakar
Hangus Setiap Abjad
Perasaan Yang Kau TerbangkanTerbang 

Bersama Sang Merpati
Bukan Lagi Harapan
Semua Telah Luluh
Bersama Hujan 

40. Puisi Berjudul Pendosa Cinta

Pendosa Cinta

Elang terbang bersama mentari
Aku Menanti Hingga Darah Berderih
Memohon Tuhan Apa Dia Disini
Kutengok Kesana Kemari

Hingga Tak Kunjung Reda Hati Ini Menanti
Hujan bergejolak
Petir Bersambar
Tak Memudarkan Rasa Hati Ini

Hingga Ku....
Lihat Dia Bersama Wanita Lagi
Dasar Kau Pendosa Cinta

@2019 Copyright & Trademarks By Blogger.id


40 + Puisi Cinta Romantis, Sedih dan Menyentuh hati Terbaru

Canva/Cinta

Puisi Cinta - Halo sobat bloggeria kali ini kita akan membagikan beberapa puisi cinta romantis, Sedih, dan Menyayat hati karya terbaru dan terbaik dari Anak Indonesia, jadi beberapa puisi berikut ini tidak semua milik saya ya guys tapi beberapa diantaranya adalah milik sobat kita yang dishare di media sosial miliknya.

Baca juga: Apakah Kuota OMG Bisa Digunakan Untuk Internet Lokal

Seperti yang kita ketahui bersama puisi adalah sebuah syair berbentuk prosa tulisan yang diadaptasi dari beberapa ide entah itu kondisi hatinya, Keluarga, Alam dan sebagainya. Nah kali ini kita akan membagikan puisi yang bertemakan tentang Cinta (Rasa di Hti).

Sebelum itu saya ingin bertanya apakah disini ada yang lagi nyari - nyari puisi buat nyatain perasaannya kepada orang yang kita sayangi, entah itu calon istri kita, ibu, adik kita yang kita sayangi dan Cintai ? Kalo gitu kalian sudah sangat tepat berada di blog saya ini.

Baca Juga: Cara Membuat Balasan Pesan Otomatis di whatsapp

Karena apa ? Disini saya akan membagikan puisi bertemakan Cinta (Love) yang bisa dikatakan adalah puisi romantis dan terbaru serta pilihan dari puisi terbaik yang diciptakan oleh sobat - sobat prosa kita di Media Sosial mereka.

40 + Puisi Cinta Menyentuh Hati  Terbaru



Nah, sampailah kita ke tahapan inti dari artikel kali ini, berikutnya anda akan dimanjakan dengan puisi yang bertemakan cinta dengan diksi, prosa, majas tingkat tinggi yang diciptakan oleh Anak Bangsa mulai dari Anak SMP, SMA, Mahasiswa, dan Kakak Kita Yang sudah Dewasa.

1. Entah ini cerita, puisi, ataupun doa, mungkin ungkapan hati untuknya, 'Hujanku, Penyabung Rindu'

---------------------------------------

Pagi menciumku...
menyudahi bunga tidurku.
Ahh ...
mataku terpejam menyambut kecup hangatmu.
Mulai membuka mataku terpaku senyummu menyiratkan bahagia yang ku damba.
peluk aku, jangan lepas.
...............................................................

Aku sangat menyayangimu. ketahuilah duhai kasih, percayalah oh rindu.
Tak ada lagi untaian kata yang mampu mengisyaratkan betapa aku bersyukur Tuhan menghadirkanmu dalam hidupku.

Menjadi hujanku, menghapus air mata dengan rintikmu, sirnakan sendu di wajahku.
Sang penyabung rindu.
Aku benar-benar merindu, berharap jarak dan waktu secepatnya kehilangan cara untuk menjauhkanmu dariku.

Sungguh, sedalam relung hati mengucap syukur kembali, Tuhan mengizinkan hatimu memberiku cinta, atas izin-Mu, aku bahagia karenanya.
.........................................................

Di setiap lantunan bait bait doa ku panjatkan,
Biarkan aku bersamanya, menjaga amanah darinya, menjaga hatiku untuk nya.
Izinkanlah kami saling mengasihi karena-Mu.
Jauhkan kami dari dusta,  Agar cinta kami senantiasa saling terjaga sampai Kau mengizinkan kami bersatu dalam ikatan kasih yang kau ridhoi.

*_Amin ..._*

Maulana. Ib
Pasuruan, 21 September 2019

2. Ku Titipkan Cinta Padamu Tuhan

Aku mengucapkan cinta kepada awan
Ia memberiku hujan dan kegelapan
Aku mengucapkan cinta kepada angin
Angin menghampiri
Bersama badai rindu tak berkesudahan
Aku mengucapkan cinta pada langit
Ia menggelegar, menyambarku dg aroma kematian

Aku mengucapkan cinta pada bumi
Ia terbelah menelanku dalam keasingan yg asri
Aku menyatakan cinta pada laut
Ia surut
Aku menyatakan cinta kepada hutan
Ia berguguran
Aku menyatakan cinta pada kekasih
Ia malah berbalik menyakiti

Akhirnya aku titipkan cintaku kepada tuhan
Dan tak akan pernah Hilang

Surabaya, 18 September 2019.
#Zifarna El Firdausi

3. Puisi Berjudul Sura Hati

Suara_Hati

Masih ku ingat kala itu
Ada cerita antara kau dan aku
Yang selalu bersama
Tanpa terhalang jarak dan waktu
Semua gundah gulana yang tertera
Selalu ku curahkan padamu
Seluruh kebahagiaan yang tercipta
Selalu ku bagi denganmu

Manisnya cerita bahagia
Tak terasa oleh indera
Sedihnya cerita luka
Terobati dengan hadirmu
Aneh memang,
Saat ku bagi cerita tentang dia
Kau ikut bahagia
Tapi, saat kau bagi cerita tentang dirinya

Aku terluka
Aku tak menyangka akan ada rasa antara kita
Ya, lebih tepatnya hanya rasa ku saja
Terkadang aku lelah
Lelah berpura-pura bahagia
Berpura-pura mendukungmu dengannya

Terus tertawa saat kau bercerita
Padahal hatiku sakit tak terperi
Sungguh, andai saja kau tahu
Ada luka yang tersembunyi dilubuk hati ku

Tapi, mungkin aku harus tahu diri
Aku hanya sahabatmu
Dan akan terus begitu
Biarlah cukup aku yang tahu
Tentang rasa ku yang tak menentu

Maafkan kalau jelek🙏🏻
Suasana hati sedang tidak mendukun

4. Puisi Berjudul Penghapus Lara

Penghapus lara

By. Kak_Naa
13 September 2019

Sarayu alam menyapa atma
Lemayun senja,mempesona
Sore itu daksa menyendiri, lara
Menikmati indahnya lentera jingga

Semakin lama anila berhembus kencang
Dinginnya menikam pori yang menegang
Dan saat itu hujan datang kesekian kalinya
Riyuh rintik namun menenangkan sukma

Aroma petrikor menyeruak kepermukaan
Ambunya menusuk indera penciuman
Awan kelabu datang bergerombolan
Menyembunyikan pesona senja yang menawan

Bukan senja yang sedang kudamba
Ini tentang hujan yang menyapa
Penjaga rahasia kala atma mala
Bersembunyi dibalik gemuruh hujan terka

Ketika bibir sudah tak mampu berkata
Perasaan tak mampu dikata nyata
Namun hujan sore itu mengerti atma
Menjadi satu-satunya penghapus lara

5. Puisi Berjudul Terlambat Sudah

Terlambat sudah

Oleh: Dini Harisanti
Sumatera Barat 14 September 2019

Jika boleh aku bicara
Ingin rasanya ku bercerita
Tentang rasa yang telah ada
Didalam atma yang menggelora

Tentang cinta yang telah lama
Tersimpan rapi dilubuk hati
Namun, nestapa pula penghalangnya
Merusak rencana dan suasana
Pengungkapan pun jadi tertunda

Hingga hirap para nestapa
Kembali suci diawal masa
Saat hati akan berkata
Harapan hilang terlempar aksa
Bagai wajah tanpa mata
Semua gelap tiada tara

Sungguh menderita
Nasib hati tak tereka
Terlambat sudah pengakuan jiwa

6. Puisi Berjudul Aku

Aku

Penulis Misteri

Sejenak aku melamun di sisa fajar..
Di mana mentari mulai datang menebarkan cahaya kehidupan..
Tak sadar..
Air mata mulai bercucuran..

Ternyata menangis di pagi hari membuatku lebih buruk..
Tuhan..
Mengapa lamunanku tertuju pada satu nama..
Aku lelah..

Biarkan aku beristirahat..
Biarkan aku melupakannya..

7. Puisi Berjudul Bisa

Bisa

By Ibnu Black
Tangerang,14-09-2019

Malam ini sendu
Tanpa ada canda merasukku
Diam menelisik diri
Menyanggupi hal yang tak berkonotasi
Pelipur lara tanpa cinta
Menggenggam jemari dengan bisa

Rerumputan bernyanyi
Berdengdang ranting melakoni
Sisa diri penuh emosi
Bergelantung indah menipu diri

Waktu menegurku
Menyapa tanpa riak membisu
Lelah menipu diri
Tersenyum bahagia namun mengunci diri

Aku bintang
Dalam gemerlap nan jalang
Aku rembulan
Menata indah dengan kesendirian

8. Puisi Berjudul Hujan

Hujan

By. Wulin

Malam ini berkah itu datang
Seraya berkata ada yang kangen
Aku bertanya pada titisan hujan
Mereka hanya diam tak menghiraukan

Padahal ingin rasanya berbicara dengannya
Ia hanya diam tak bisa menjawab ya sudahlah
Toh aku tak memaksa
Hanya saja tolong sampaikan padanya

Bahwa kawan bicaramu sedang rindu
Hanya sebatas rindu yang terkujung temu
Sebenarnya kenangan itu bersama senja
Tapi apalah daya jika rindu datang kita bisa apa ?

Entah senja ataupun hujan
Yang datang hanyalah rindu
Sebab saat jingga berlalu
Hujan turun dan menenangkan

Aku yang telah bersahabat dengannya
Buat kedatangan mereka
Hadirkan tamu yang kusebut ia rindu
Tamu yang kusebut ia rindu
Rasa yang kian penuh buatku
Hanya bisa berkata 
Pertemukanlah Ya Allah .....

9. Puisi Tanpa Judul

Tanpa Judul 

Oleh: Maulana. I (Penulis Cerdas)

Kini
Hilang sudah segalanya
Bahu tempat ku bersandar
Tangan yang selalu ku genggam
Dan hati yang selalu ku pertahankan
Hanya karena sebuah keegoisan
Mengikuti emosi sesaat

Tak dapat ku temukan lagi
Sebuah hati yang telah hirap
Tak dapat ku sambung lagi
Sebuah hubungan yang telah hancur, luluh lantah tak beraturan
Apakah boleh ku tanam secercah harapan?
Berharap kau kembali datang
Atau memang harus ku lupakan
Kenangan indah terhalang nestapa

Sungguh, jika waktu dapat diulang
Tak kan mungkin ku lepaskan
Dirimu yang ku sayang
Akan ku dekap semua kenangan
Tak ku biarkan pergi menghilang

Pasuruan, 19 September 2019

10. Puisi Berjudul Cinta Sesaat

CINTA SESAAT

Oleh:Dini Harisanti
Sumatera Barat 14 Agustus 2019

Bahagia memang awalnya
Seperti tak akan pernah ada luka
Tertawa memang kala itu
Seolah-olah tak akan berujung pilu
Surga memang disanubari
Seakan neraka tak sedang mengintai

Awal bahagia berubah luka
Tawa tak tertahan disulap perlahan
Surga antara kita menjelma neraka
Hancur berkeping-keping oleh cenayang
Hilang sudah segala anugerah
Lembut tuturmu berubah menyisakan pilu

Kau jadikan aku pelampiasan kekosongan mu
Kau berikan pengharapan tanpa perasaan
Lalu kau tinggalkan saat kau merasa bosan
Kau lukai lalu pergi
Kau tanam benih cinta lalu kau hancurkan begitu saja

Kau pikir aku ini apa?
Penghibur dikala gugur?
Penyemangat saat kau tersengat?
Atau hanya sekerat cinta sesaat?

11. Puisi Berjudul Sendiri

Sendiri

By. Siti Nurjanah
(Jakarta 13 September 2019)

Sendiri,
Menapaki sisa hari ini
Menghitung waktu dalam sepi
Menghibur diri dalam lamunan tanpa arti

Mengapa malam ini selalu kelabu
Saat kau tiada hardir menemaniku
Sebarapa berartikah aku di hatimu
Hingga tak sudi kau datangkan kehadiranmu

Wahai kegelapan malam,
Dengarlah, ada manusia yang kurindukan
Tanpanya aku kesepian
Tanpanya rembulan cerah seakan kelabu
Tanpanya bintang laksana batu hitam yang redup

Wahai malam,
Mintakan kepada TUhan
Agar aku tertidur dalam keterlelapan
Agar sepi ini kubawa dalam alam impian
Agar tiada sempat ku teteskan air mata.

12. Puisi Berjudul Untukmu Ainun

UNTUKMU AINUN

Sudah Lama Engkau Menungguku, Ainun?
Pelukanmu Masih Sama 
Seperti Saat Pertama

Maaf Jika Ini Jadi Sedikit Lama
Tetapi, Aku Sudah Bilang Tuhan
Orang Pertama Yang Akan Kutemui adalah Dirimu

Ainun Cinta Memang Tak Mengenal Batas
Hingga Semesta Juga Tak Bisa Beralas
Aku Tak Perlu Sosok Sempurna
Cukuplah Engkau Ainun, Sosok Perempuan Yang Membuatku Bahagia

Mari Ainun Kita Bangun Cinta Yang Nyata
Jangan Risau Soal Negara
Aku Sudah Menitipkannya Kepada Anak - Anak Bangsa
Dimana Dari Sini, Kita bisa Memandangnya Dari Surga

Trusted To BJ Habibie dan AinunBest anda Peace

13. Puisi Berjudul Terima Kasih cinta

Terima Kasih Cinta

Saat Aku Sendiri ....
Aku di Selimuti Rasa Sepi
Aku Berfikir Apa yang Kita Jalani Dulu
Ku Rindu Sifatmu yang Dulu
Bukan Yang Sekarang

Namun ....
Semua itu Mustahil Bagiku
Karna Kau Bukan Belahan Jiwaku Lagi
Terimakasih ......
Karna kau Pernah Hadir dengan Senyuman Indah Kepadaku
Meski hanya Sebatas Waktu

Namun Aku Sangat Berterima Kasih
Dengan Caramu Yang Sangat Sempurna Menyakitiku
Aku hanya Bisa Berdoa di Setiap Sujudku
Meski Kamu Tak Lagi di Sampingku
Terima Kasih .....
Karna Kau Telah Berhasil Menyakitiku

14. Puisi Berjudul Nirwan Tenggelam

NIRWANA TENGGELAM

Resah Pagi Mengetuk Keracunan
Memaksa Tanya yang Pekat Berkarat
Sampaikah Nyata dititik Pertemuan
Atau Tersinggah di titik Pertemuan

Pecahnya Pemilik Sepatu tak Menoleh Sautan

Kasarnya Penggenggam kapal tak Memukul Suara
Lusuhnya Laut Pilu Tak Hendak Mendongak
Meskipun Seragam itu Selalu Berpulang Kumal

Tanya sore itu semakin Mencuat

Menggesekan Geraham Menahan Ledakan
Mengapa Sang Tuan Tak Menyugugkan Jawaban
Meski Berperan Sebagai Majikan

Rupanya Malu Tak Terbungkus

Meninggalkan Suara Menjabarkan Mimpi
Kisah Pameran Utama di Tempat Hujan
Yang Terbangun Sebelum Persimpangan

Malam Itu Tak dihampiri Bintang

Hanya sedu Angin yang Berbisik Pelan
Menitipkan Pesan dalam Sebuah Kesan
Menuju Tangin Nirwana Tenggelam


15. Puisi Berjudul Kemarau Tertidur

KEMARAU TERTIDUR

Dedaunan Pagi Tak Mampu Tersenyum
Berselimutkan Embun yang Sedikit Kesat
Air dipangkuannya tak Menyuguhi Tanah
Disingkap Tanah dibakar Air

Daun itu kembali Murung

Ketakutannya Telah Nampak Nyata
Sisa Makanan dirumahnya Telah dikuras
Suka Tak Suka ia Tinggalkan Majikan

Sementara Tanah Mulai Kehausan

Lukanya Nampak Bercelah dibagian Luar
Mungkin ia diserang Dehidrasi
Atau lama Tak disangka Hujan

Entah Angin atau Keliru

Ia Tak Datang dijam Keberangkatan
Entah awan Bosan Terasin
Atau Sang Angin Lupa Menjemput

Sementara Langit Berkilau Senyum

Mengecoh Manusia yang dibuai Senja
Sementara kita Terlelap Lamunan
Menunggu Usia Kemarau Tertidur


16. Puisi Berjudul Rinnai

RINNNAI

Rinai ....
Sudah Bersih Satu Nama Meminta Pergi
Sudah Ikhlas Seribu Janji Tlah dilupakan
Sudah Sampai Kenangan Pada Historinya

Tapi ......

Sudahkah Hati Bersabar untuk Menjalaninya
Tinggal Satu lagi Yang Harus dikorbankan 
Perasaan Pada Waktu ....

Atas Dasar yang Sudah Tidak Menentu

Atas Rasa yang Seharusnya Bertabu
Diam, Bisu, Tak Beranjak Untuk Bersua
Tetaplah Sukma Menetap

Menghisap dan Memuntahkan renjana pada Hujan

Menegaskan akan tetap Bersandar Meski Penglabuhan kian Berpendar
Tegas dalam Satu Nama
Janji Pada Satu Rasa
Meski Waktu adalah Pembunuh


17. Puisi Berjudul Bertukar kabar

Bertukar Kabar

By. Kei

Kita Telah Menjadi Sepasang Rahasia dari Puisi Sepi
Berbicara hanya dalam Keheningan
Menyempurna Deras Rasa Yang Telah Mengisi Kita
Lewat Pesan Indah di Pucuk Sang Ilalang
Seraya Mengemis Cinta dalam Tarung Paling Nyeri

Untukmu yang tersembunyi yang tersirat didalam Diksi - Diksiku

Kau Yang Tak Pernah Melihatku
Namun Engkau Bertahta di Mataku
Kau Yang Rebah ditiap Debaranku
Membuatku Tidak Pernah Baik - Baik Saja

Pagi Ini, Angin Bertiup Ke Arah Laut

Mega pun Masih Kemerahan
Ketika Selembar Daun jatuh di Ujung Kaki
Ternyata ada gurat namamu disana
Ahhh, Panggilan Sejati
Terkhusus dikirim darimu, Dari Surga


18. Puisi Berjudul Sebatas Angan

SEBATAS ANGAN

Terbuang Sebuah Angan Misteri
Yang Selama Ini Menghantui Hati
Senantiasa Berlabuh diujung Kasih
Menciptakan Beribu Harapan Fasih

Untukmu, Sosok yang selalu Teringat disetiap Langkah

Ku ingin Kau Memeberiku Sedikit Keadilan
Jangan Muncul Sebatas Angan Saja
Memunculkan Bayang Lalu Lenyap

Ini Tak Adil ...

Saat Sadarku Mulai Terlahap Angin
Engkau Datang Membawa Senyum
Dengan Sebuah Lirik Menjulur Ke Hati
Lalu Pergi Tak Berbekas

Siapakah Dirimu Yang Selalu Muncul dalam Mimpiku

Kuingin Ketika Dirimu Tiba
Ditengah Lelapnya Tidurku
Kau Tetap Disampingku

Sambil Membuahi Pertemuan

Dengan Sebuah Celoteh Tak Berujung
Ini Bukan Tentang Cinta
Bukan Pula Percintaan

Tapi Sebuah Genangan Kasih Sayang

Yang Telah Lama Mengakar Dalam Raga


19. Puisi Berjudul Air Mata Bahagia

AIR MATA BAHAGIA

Lelah Kurangkul Kini Mulai Bersemayam
Tak Bisa Kuucap dengan Lisan Pelan Mengunyam 
Sekujur Tubuhpun Tersapa Oleh Remuk Redam
Dan ... Inilah Juang Asa Yang Kau Gali dalam Bilik Cinta Yang Terpendam

Banyak Bayang Impian Yang Terpudar Oleh Sang Waktu
Namun Diri Hanya Bersandar Pada Tingginya Kalbu
Setap Cita - Cita Yang Kutapakan Dalam Goresan Penaku
Kan Kutetesi Dalam Segumpal Air Mata Bahagiaku

Penat Yang Kurasa Kini Tak Terasa
Lembaran Asa Hidup Kini Kuisi Dengan Sebuah Cerita Saja
Dari Sebuah Langkah Kecil yang Akan Membahana
Dan Yakinku Kau Datangi Air Mata Bahagia

20. Puisi Berjudul Ikrar Hujan Katanya

IKRAR HUJAN KATANYA
Ketika Sang Fajar Menyingsing

Bias Embun Mengayun di Tepi Jendela
Jua Tenggeri Dedaunan Yang Menguning
Namun Hujan Enggan Terjun Ke Bantala

Daksa Tanah Bercak Meretak
Sekumpulan Debu Berarak
Tersapu Antari dengan Kasar
Payoba Kalebu Tak Peduli Pengantar

Hujan Pernah Berikrar
Terjun Kala Lazuardi Mengglegar
Bernilai Hapuskan Jejak - Jejak Kerinduan
Hembuskan Rintik - Rintik Kenangan

Hujan Pernah Hijrah Pada Dirgantara
Antarlina Pada Masanya
Menanamkan Benih Asmaraloka
Hingga Beranak Pinak Bunga Cinta
Arumi Nan Elok Serbaki Semesta


21. Puisi Berjudul Lonceng Bernada

Lonceng Bernada

Teng Teng Teng ...
Tiga Kali Lonceng Berbunyi
Pertanda Dimulai Nya Jam Pelajaran
Menunggu Dibangku Dengan Bosannya

Kondisi Itu Berubah Ketika Ia Datang

Dengan Membawa Tas Ping 
Bak Mendekati Bangku Kedua Disamping Bangku Yang Ku Duduki
Diam Diam Ku Melihatnya Dengan Penuh Rasa

Entah Ini Cinta ataukah Apa

Ku Beranikan Diri Tuk Menyapanya
Dengan Malu - Malu Salah Tingkah Ku Jadinya
Senyumannya Membuatku Rindu Akan Wajahnya

Tahi Lalat di Bawah Bibirnya

Membuatku Teringat Akan Istimewanya Wajahnya
Gemas Ku Jadinya
Akankah Aku Berjodoh Dengannya

Malam Hari Datang Bersama Awan Hitam 

Turunnya Hujan Membuatku Ingin Menutup Mata
Bak Memimpikan Masa Depan Ku Dengan Nya
Ingin Rasanya Ku Tuliskan Surat Cinta Untuknya
Berharap Tuhan Kan Mewujudkannya


22. Puisi Berjudul Cahaya di Matamu

CAHAYA DI MATAMU

Ku Awali Puisi ini dengan Sajak Lirih Bergelora
Petikan Senar Gitar Mengiringiku Membuatku Mengingat Masa Lalu itu
Hari Ini Ku Pegang Sebuah Kertas Kosong
Dengan Pena Merah Merona Sebagai Alat Tulisku

Malam itu Begitu Dingin ku Rasa

Bersama Bulan dan Bintang ku Berada
Hingga Ku Lihat sesosok Wanita Berhijab
Di Depan Masjid Nan Megah

Ku Lihat Dia Dengan Tatapan Sempurna

Bak Mengingat Bahwa Dia Adalah Wanita Yang Sama
Wanita Yang Pernah Ku Temui di Bangku SMA
Wanita Yang Selalu Ada Di Saat Ku sedang Gundah
Wanita Yang Pernah Ku Khianati di Saat Terbawa Nafsu Semata

Panggilan Tuhan Pun Menggema di Telinga

Ku Sempatkan Waktu Untuk Berjamaah
Berharap Tuk Bisa Berbincang dengannya
Meski Mungkin Hanya Sekedar Menyapa

Ku Paksakan Langkah Kaki Ini Tuk Kesana 

Dengan Hati Gundah Ku Tak Sadar
Ia Pun Berlari Menghampiriku 
kedua Tangannya Mendorongku Begitu Kuatnya

Hingga Ku Lihat Mobil Melintas Entah Dari Mana 

Melukainya Hingga begitu Parah 
Ku Hampiri Dia Bak Berteriak Dengan Kerasnya
Ku Lihat Darah Bercucuran di Keningnya
Hingga ku Sadar Dia melihatku Dengan Mata Indahnya

Mata Yang dulu Ku Acuhkan Untuk Orang Yang Tak Setia

Hingga Ku Sadar Inilah Cinta Yang Sempurna
Mata Bercahaya Bak Menunjukkan Cinta Yang Sebenarnya
Hingga Terlambat Ku Sadari 

Tuhan Lebih Menyayanginya

Hingga Dia Ambil Ketika Ku Ingin Membahagiakannya
Hanya Penyesalan yang Tersimpan di Dada
Ingin Rasanya Ku Menjemputnya Dari Alam Baka


23. Puisi Berjudul Andai Dulu

ANDAI DULU

Andai Dulu Aku Tak Mencintaimu
Mungkin Aku Tak Merasa Seperti Ini
Andai Dulu Aku Tak Menyayangimu
Mungkin Aku Tak Akan Terluka Seperti ini

Seandainya Dulu Aku Tak Pernah Merindukanmu
Mungkin Aku Tak Kan Tahu Makna Sepi di Hati Ini
Andaikan Dulu Aku Tak Mengenalmu 
Mungkin Aku Tak Kan Merasa Sesakit Ini

Mungkin Kita Ditakdirkan Untuk Saling Mengenal
Tapi Tidak Untuk Saling Mencintai
Mungkin Kita Dimaksudkan Untuk Saling Memahami
Tapi Tiada Untuk Saling Memiliki

Kini Ku Biarkan
Hadirmu Berlalu Dengan Bayangan Luka Yang Telah Meracuni Ku
Dan Berharap, Ku Temukan Bahagia Sebagai Pengganti Luka Bersamamu


24. Puisi Berjudul Rindu Tak Bersemai

RINDU TAK BERSEMAI

Malam Ini Adalah ....
Malam Dimana Bayu Bersenandung Pilu
Mengguyur Ku Dengan Rasa Bersalah
Rasa Sesal Akan Ucapan Yang Tak Semestinya

Bila Mengenang Akan Malam Ini
Hatipun Gelisah Tak Menentu
Hanyalah Rasa Bersalah Tersimpan di Benakku
Entah Ada Apa Dengan Ku Yang Dulu 

Ingin Ku Puisikan Lirik Kerinduan Ini
Hingga Pada Masanya Majas Tak Berkutip Lagi
Buku Tak Bersampul Lagi
Rindu Tak Bersemai Lagi

Ku Tuliskan Catatan ini 
Dalam Sebuah Diary 90"an
Tentang Sebuah Kerinduan Hati 


25. Puisi Berjudul Ungkap Hati Merindu

UNGKAP HATI MERINDU

Hari Demi Hari Ku Lewati
Menggapai Mimpi Untuk Terakhir Kali
Lembar Demi Lembar Ku Buka Kembali
Mengingat Akan Dia Yang Tak Pernah Kembali

Kini Cinta Tlah Merindu Sang Pujaan Hati
Melukiskan Semua Kenangan Yang Dulu Pernah Di Lewati
Memandang Kertas Berlukis Puisi
Menceritakan Apa Yang Ada Di Hati

Ingin Rasanya Ku Berlari Menggapai Mimpi
Melepaskan Semua Dahaga Yang Tersimpan Di Hati
Menatap Indahnya Dunia Tanpamu Lagi
Namun Rindu Ini Slalu Menghalangi Diri

Kata Orang Rindu Itu Siang Hari
Siang Yang Akan Berubah Menjadi Malam Pada Waktunya Nanti
Kata Orang Rindu Itu Hanya Berlabu Bertamu 
Lalu Mengapa Begitu Lama Menetap di Hati

Ku Tuliskan Ungakapan Hati Ini
Dengan Sebuah Tinta Merah Berderah
Berharap Kau Kan Kembali
Pada Waktunya Nanti

              BY @ PENULIS CERDAS 2019

26. Puisi Berjudul Padamu Kurasa Rindu

PADAMU KURASA RINDU

Angin Soray Menyapa Memberi Tahu, Esok Tlah Tiba
Diantara Sekat Hati Kurasa Dingin Menerpa
Embun Berjalan Beriringan Dengan Orang Orang Sawah
Ingin Rasanya Ku Mengikuti Alunan Alam di Pagi Hari

Namun, Ketika Ku Melihat Sebuah Foto Yang Kusimpan di Hatiku
Rasa Ini Mulai Terasa Terpenjara di Dalam Jiwa
Rindu Ini Mengingatkan Ku dengan Rasa Yang Pernah Ada
Dalam Ingatan Cinta Penuh Damba

Namun ....
Masih Kulekat Usaha Tuk Slalu Bahagia di Hati
Meski Terkadang Terasa Sunyi Sepi Menerpa Diri
Hati Ini Sudah Tak Sekuat Dulu Lagi

Ketika Rindu Hati Tak Bersahut Lagi 
Ketika Rindu Ini Tak Berirama Lagi 
Ketika Itu Ku Berharap Pada Sang Pencipta Hati
Harapan Tuk Bisa Bertemu Bersama lagi


27. Puisi Berjudul Bahasa Jiwa

BAHASA JIWA

Satu Masa ....
Ku Pernah Merasa Benar Benar Mengagumimu
Hingga ....
Rasa Ini Menguasai Jiwa & Ragaku

Suatu Masa ....
Ku Pernah Merasa Benar Benar Tlah Kehilanganmu
Hingga Kini ....
Aku Yang Begitu Teguh Tiba Tiba Tergoyah Tergores Oleh Luka Yang Begitu Dalam

Mungkinkah Ini Cinta
Atau Hanyalah Rasa Suka Biasa
Bisakah Ku Sebut Ini Cinta 
Cinta Yang Membuatku Kehilangan Akal dan Pikiran

Ahh Benar Saja ....
Tika Waktu Terasa Begitu Begitu Lama Ku Lalui
Tika Sunyi Terasa Begitu Takut Ku Sendiri
Dan Tika Hari Mulai Terasa Hingga Enggan Ku Lalui

Ku Coba Memberi Isyarat ...
Di Pelabuhan Senja Yang Tak Lagi Merona
Berharap Melihat Catatan Yang Ku Ukir Disana
Berharap Ada Setiap Harapan dalam Doa

Hingga Kini Ku Merasa ....
Hati Ini Tlah Tiada Dengan Luka Yang Ada
Walau Hanya Kata Membisikkan Jiwa
Dalam Syair Puisi Bahasa Jiwa


28. Puisi Berjudul Dibalik Semua Ini

DIBALIK SEMUA INI

Dibalik Rindu Ini Terukir Namamu
Dibalik Kesendirian Ini Ada Kamu Di Sisiku
Dibalik Mimpi Ini Ada Bayanganmu
Yang selalu Menemaniku

Kamu Adalah Simbol Duniaku
Kamu adalah Langkah Kakiku
Menggenggam Tangan Saat Tak Ada Lagi Yang Memperhatikan ku
Memberi ku Kesempatan Untuk Bisa Merasakan Indahnya Cinta

Ku Kan Pergi Bersama Cintamu
Ku Kan Melangkah Bersama Kasihmu
Ku Kan Terbang Bersama Kerinduanmu
Karna Hanya Kau Dibalik Semua Ini


29. Puisi Berjudul Kehilangan

KEHILANGAN

Ku Pikir Kehilanganmu adalah Anugerah
Hidupku Kian Damai Tanpa Mu
Oh ... Ternyata .....
Salah Ku Artikan Ini

Jiwa Ini Tersayat Pilu Menangis Sedu
Hanya Syair Cinta Yang Ku Samai dj Hati Ini
Kini Bermetamorfosis Menjadi Kenangan
Layaknya Ulat Menjadi Kupu

Ku Ratap .... Ku Termenung ....
Hati Laras Ini Tergores Air Mata 
Dia Yang Kuabaikan Kini Tlah Pergi
Tinggal Ku Sendiri dalam Sesal Mendalam

Kini Hanya Tinggal Kenangan di Hati Ini
Kenangan Yang Slalu Menghantuiku Dengan Rasa Sesal
Kini Hanya Dering Lonceng Yang Kudengar
Tanpa Sadar Kini Aku Tlah Berada di Dimensi Kesendirian


30. Puisi Berjudul Tentang Dia dan Cinta

Tentang Dia dan Cinta

Senyummu Menenangkan ku
Senyumanmu Menghiasi Hati Ini
Hati yang Tlah Lama Sunyi dari Tempatnya
Hati yang tlah lama Hening tak berbicara

Bersamamu aku Mengenal Tentang
Apa itu Cinta Kasih
Apa Itu Cinta Abadi
Dan Bagaimana Cinta itu Bekerja

Kau Buat Ku Nyaman disisimu
Tersenyum Manis Indah bagai Sang Pelangi
Kau Buat ku Selalu Mengingat Mu
Ingatan Tentang Senyuman Indahmu

Kau adalah Cahaya Baru Yang Menyinari Duniaku
Kau Ibarat Cahaya Yang Menyinari Kegelapan di Hatiku
Hati Ini Menunggu Jawabmu
Jawaban Yang Membuatku Ingin selalu ada Disini
Disisimu ..... Selalu .....


31. Puisi Berjudul Berseminya Sang Cinta

BERSEMINYA SANG CINTA

Saat Cinta Bersemi
Semua Terasa Indah Berseri
Seakan Memiliki Dunia
Seakan Tak Ada Lagi Kesedihan Di Hati Ini

Namun Saat Cinta Mulai Di Uji
Saat Cinta Ditumbuhi Benci
Tak Ada Yang Tahu Kapan
Kapan Cinta Itu Gugur Berlabuh Pergi

Cinta Itu Apa Tak Ada Yang Tahu
Hingga Kini Akupun Merasa
Cinta Ini Telah Hilang
Bagai Debu Terbawa Angin

Begitu Cepat Berlalu Berlabu
Bagai Pelangi Di Siang Hari
Tak Ada Yang Tahu Kapan ia Pergi
Tak Ada Yang Tahu Kapan Ia Kembali


32. Puisi Berjudul Inikah Namanya Cinta

Inikah Namanya Cinta


Di Hari Yang Indah Ini ...
Hatiku Berbunga - Bunga
Entah Kenapa ?
Dan Bagaimana ?

Bingung ku Tak Tertahankan
Kemarin Dia Menggenggam Tangan
Tangan Yang Membuatku
Bisa Merasakan Kehangatannya

Entah Kenapa Aku Tak Bisa ...
Menghilangkan Dimensi itu Di Jiwaku
Mungkinkah Aku ....
Jatuh Cinta 

Ya Tuhan ...
Apakah Ini Jatuh cinta


33. Puisi Berjudul Rindu Ini Karenamu

Rindu Ini Karenamu

Saat Kau Datang dan Tinggal didalam Hatiku
Terasa Indah Raga Ini Menyentuh Hatiku
Sampai Rasa Sepi Menghampiriku
Aku Tak Tahu Sampai Bila Aku Menemukanmu

Mungkinkah Ini Rindu....
Entahlah Hanya Hati ini yang Tahu
Hingga Kutemukan Dirimu
Disebuah Dimensi Tak Menentu

Walau Jauh Kutempuh....
Kian Rintangan Menempaku
Rasa Ini Membawaku
Untuk Terus Melaju 

Hingga Sebuah Batas yang Tak Sanggup ku Lewati
Hingga Hanya Gelap yang Ku Temui
Hingga Hancur Jiwa Raga Ini 
Itulah Aturan Sang Illahi


34. Puisi Berjudul Ujarnya Sang Hati

Ujarnya Sang Hati

Masih Berartikah Diriku Untukmu
Hingga Seperti Sampah Kau Tatap Aku
Masih Tersimpankah Cinta dalam Dirimu
Hingga Seperti Debu Kau Sapu Aku

Terluka Jiwa Ragaku....
Seperti Tertusuk Duri di Sekujur Tubuhku
Saat Kau Pergi Berlalu Berlabu dengan Orang Itu
Rapuh Terjatuh di Atas Dimensi Tak Berujung

Aku Mulai Merasa Sepi....
Merasa Semua Tak Lagi Berarti
Saat Kau Campakan Aku dengan Luka Yang begitu Perih
Sebuah Syair Yang Terucap Lirih

35. Puisi Berjudul Heningnya Sang Malam

Heningnya Sang Malam

Di Malam Yang Sunyi Ini....
Tetes Air Mataku Bercucuran Tak Terbendung
Tak Terasa Pipiku pun Mulai Basah Olehnya

Sunyi Malam Ini....
Mengingatkanmu Yang Telah Pergi
Yang Mungkin Tak Bisa Kembali
Mungkin Selamanya

Tapi Ingatlah Hari Ini....

Malam Ini.....
Malam Yang Penuh dengan Gambar Tiga Dimensi
Dimensi Yang Harus kau Lekatkan

Lekatkan di Hatimu ....

Ingatan Yang Harus kau Jaga Bersama
Bersama Setiap Organ Yang Hidup di Dirimu
Bersama dengan setiap Lonceng Waktu Yang Berdering

Bahwa....

Aku disini untuk mu...
Masih Disini Untuk mu....
Dan Akan Tetap Sama 


36. Puisi Berjudul Rindu Sekolah



Rindu Bersemi di Sekolah

Sekolah ....
Pagi Ini Aku Tak Pergi Bersamamu
Entah Sampai Kapan
Mungkin Selamanya ....

Kau Tau ....
Kemarin Ada Yang Bertamu Ke Rumahku
Tau Kah Kau Siapa ...
Dia Rindu dan Kenangan

Rindu Bertanya Padaku ...
Katanya Jangan Rindu, Rindu Itu Berat
Mendengar Hal itu ingin Rasanya Ku Bilang
Basi ....

Dengan Sajak Lirih Kenangan Membisikki ku Sesuatu
Katanya Besok Aku Akan Pergi Darimu
Mendengar Hal itu Sontak Aku Berkata Kenapa
Dia Menjawab Lagi Katanya Kau Akan Menemukan Arti Hidup Yang Sesungguhnya

Ketika Itu Datanglah Awan Hitam Pekat ....
Membawa Hujan Membasahi Ku 
Teringat Lagi, Ku Akan 
Saat - Saat Hujan Membawa Petaka Bagi Buku -Buku Ku

Entah Ada Apa Dengan Rindu
Dia Ada Dimana - Mana
Di Rumah, Di Sekolah dan Di Kamu
Kutulis Kan Sajak Ini, Ku Namai Rindu Bersemi di Sekolah
@Maulana Ibrahim

37. Puisi Berjudul Rindu Tak Terucap

Rindu Tak Terucap

Di Hati Tak Punya Rasa
Di Fikiran Tak Punya Nyali
Berapa Waktu Kesabaran Yang Ku Miliki

Tuk Menanti .....
Kemana Tempat Singgah Mu
Wahai Kekasih ....

Aku Hanya Rindu Yang Tak Berucap
Aku Hanya Ketegaran Didalam Keriyuhan

Walau Pujangga Langit
Syukurku Tuk Secerca Harapan Ini
Talah Datang Penghapus Rindumu
Dengan Sinar - Sinar ditimur Pagi Ini

38. Puisi Berjudul Diam

Diam

Hai Tuan, 
Jangan Telarlalu Diam
Nanti ada Luka Yang Tertawa Riang
Dan Hening Yang Menangis Terlalu Dalam

Pahamilah 
Diam Itu Ketika Aku Mengunci Lidahku
Sendiri dan Memilih Menikmati Wujudmu Dalam Sepi

Diam itu Ketika Denyut Cinta dan Detak Jantung Yang Membahana

Diam Itu memberi Waktu Untuk Hati dan Fikiran Untuk Berbicara

Diam itu Supaya Kamu Terlihat Jelas
Dan Aku Rasa Meskipun Kamu Tidak Nyata

39. Puisi Berjudul Surat Cintamu

Surat Cintamu

Marak Api Membakar
Hangus Setiap Abjad
Perasaan Yang Kau TerbangkanTerbang 

Bersama Sang Merpati
Bukan Lagi Harapan
Semua Telah Luluh
Bersama Hujan 

40. Puisi Berjudul Pendosa Cinta

Pendosa Cinta

Elang terbang bersama mentari
Aku Menanti Hingga Darah Berderih
Memohon Tuhan Apa Dia Disini
Kutengok Kesana Kemari

Hingga Tak Kunjung Reda Hati Ini Menanti
Hujan bergejolak
Petir Bersambar
Tak Memudarkan Rasa Hati Ini

Hingga Ku....
Lihat Dia Bersama Wanita Lagi
Dasar Kau Pendosa Cinta

@2019 Copyright & Trademarks By Blogger.id


Load Comments

Subscribe Our Newsletter

Notifications

Disqus Logo